MANADO, iNews.id - Badan Kehormatan (BK) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara (Sulut) mengaku menemukan hal-hal menarik yang belum terungkap media. Menurut tim BK, banyak yang menarik di balik kasus video viral pengadangan mobil yang dilakukan Michaela Elsiana Paruntu (MEP) di Kelurahan Tumatantang 1, Kecamatan Tomohon Selatan, Kota Tomohon, Minggu (24/1/2021) sekira pukul 21.30 WITA.
Ketua BK DPRD Sulut Sandra Rondonuwu mengatakan ada hal-hal baru yang terungkap saat melakukan klarifikasi kepada James Arthur Kojongian (JAK). Sayangnya, Sandra belum mau mengungkapkan fakta baru tersebut.
"Perkembangan-perkembangan yang kami dapati ada hal-hal menarik yang tidak terangkat di media. Saya kira ini masih menjadi konsumsi bersama dari yang bersangkutan maupun kami badan kehormatan. Maka itulah pentingnya kami harus memanggil saksi-saksi," tutur Sandra, Selasa (2/2/2021).
Sandra mengatakan akan ada saatnya hasil klarifikasi disampaikan karena saat ini proses tahapan klarifikasi belum selesai. Masih ada saksi dan oknum-oknum lain yang akan dipanggil terkait dalam proses tersebut.
Kata Sandra, sesuai dengan tata tertib DPRD Sulut nomor dua tahun 2019, setelah mengkaji dan mendalami tentang masalah tersebut sampai pada tahapan klarifikasi dan pemanggilan saksi-saksi nantinya sesuai dengan pasal 64 tata tertib DPRD barulah akan diberikan keputusan-keputusan.
"Sesuai dengan aturan-aturan yang ada, keputusan itu ada tiga, pertama teguran secara lisan, kedua teguran tertulis dan ketiga adalah pemberhentian," ujar Sandra.
Meski video viral pengadangan yang dilakukan oleh MEP karena mendapati suaminya JAK bersama wanita lain di dalam mobil sudah beredar luas di masyarakat dan JAK sendiri sudsh mengakuinya, namun Sandra enggan berkomentar lebih.
"Sekali lagi kita harus mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Saya kira benar tidaknya persoalan ini walaupun telah ada di kasat mata dari kita sebagai warga masyarakat maupun sebagai sesama anggota DPRD termasuk di hadapan Badan Kehormatan sendiri mengkaji itu dari berbagai pihak. Kita bisa menetapkan hal ini benar-benar terjadi dan kita akan bersama-sama membicarakan tentang apa keputusan yang harus dilakukan," tutur Sandra.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait