MINAHASA UTARA, iNews.id - Meynio Sumendap, salah satu pemilik UMKM Nio's asal Minahasa Utara sempat terpukul akibat pandemi Covid-19. Usaha jajanan oleh-oleh khas Manado yang dia kelola sempat mati suri selama lima bulan.
Namun perlahan, dia mulai berusaha bangkit dengan kembali memproduksi nike tore, salah satu oleh-oleh khas di Sulawesi Utara.
Mey menceritakan, sebelum pandemi penjualan nike tore laris manis. Dia memasarkannya di toko souvenir, ritel modern, bahkan tak sedikit permintaan lewat media sosial untuk pengantaran ke Jakarta, Surabaya, Medan, Papua, Sorong, Ternate hingga Makassar.
"Ketika itu sebelum Covid-19, omset rata-rata bisa sampai Rp36 juta per bulan," ujar Mey-sapaan akrabnya, Sabtu (21/11/2020).
Semua berubah ketika pandemi melanda. Praktis permintaan menurun drastis. Ritel modern dan toko souvenir mulai menghentikan permintaan, dampaknya omset bulanan anjlok sampai 90 persen.
"Maret hingga juli itu paling berat. Ada produksi tapi hanya 10 persen, permintaan ada tapi hanya sedikit dan tidak pasti," katanya.
Di tengah ketidakpastian itu tak membuat Mey menyerah. Dia tetap bertahan. Baginya, di mana ada usaha dan kesabaran pasti ada jalan. Perlahan namun pasti, semangatnya berbuah hasil. Satu persatu permintaan mulai berdatangan.
Sejak Agustus hingga November, pelanggan tetap mulai meminta produknya. Toko souvenir dan ritel modern mulai kembali memasarkan produknya, begitu pun dengan penjualan online.
"Meski belum berjalan normal seperti biasa, namun saya sudah kembali mempekerjakan tiga orang ibu rumah tangga. Sebulan rata-rata bisa menjual 1.200 kemasan nike tore ukuran 120 gram. Untuk omset sekarang per bulan Rp15-Rp20 juta," ucapnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait