SANAA, iNews.id - Jurnalis bernama Saber al-Haidari yang bekerja untuk jaringan televisi NHK Jepang meninggal pada Rabu (15/6/2022) malam. Saat itu, dia tengah mengemudi di kota pelabuhan selatan Aden.
Jurnalis sekaligus pegawai kementerian di Yaman itu tewas ketika mobilnya meledak saat dikendarai. Dari hasil penyelidikan, mobilnya telah dipasangi bom oleh orang tak dikenal.
Menteri Penerangan Yaman, Moammar al-Iryani mengatakan, sebuah alat peledak improvisasi telah ditanam di mobil. Bom itu pun meledak dan menewaskan al-Haidari.
Dalam serangkaian postingan di Twitter, dia mengatakan, al-Haidari telah melarikan diri dari ibu kota, Sanaa pada 2017. Itu karena meningkatnya pembatasan oleh pemberontak Houthi yang menguasai kota itu.
Saat ini, tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Kota pesisir Aden telah diguncang oleh beberapa ledakan dalam beberapa tahun terakhir. Pelaku diduga afiliasi lokal dari kelompok militan al-Qaida dan Negara Islam.
Houthi yang didukung Iran juga menyerang kota itu, termasuk dengan rudal balistik dan pesawat tak berawak yang sarat bahan peledak.
Pada bulan November, seorang jurnalis Yaman dan anaknya tewas dalam ledakan yang menargetkan kendaraan keluarganya di Aden.
Kota ini telah menjadi pusat pemerintahan yang diakui secara internasional sejak Houthi mengambil alih Sanaa pada 2014. Konflik itu memicu perang saudara Yaman.
Koalisi yang dipimpin Saudi dan didukung oleh Amerika Serikat memasuki perang pada Maret 2015. Mereka mencoba mengembalikan pemerintah ke tampuk kekuasaan.
Meskipun kampanye udara dan pertempuran darat tanpa henti, perang sebagian besar telah menemui jalan buntu. Akibatnya, Yaman mengalami salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait