Kepala BSIP Gorontalo, Sumarni Panikkai berbincang dengan Timbalan Ketua Pengarah, Kementerian Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Mohamad Kamal bin Abdul Kadir, di Kabupaten Bone Bolango, Kamis (16/2/2023). (Foto: Antara)

GORONTALO, iNews.id - Rombongan Kementerian Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia mengunjungi Kantor Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) di Kabupaten Bone Bolango. Kunjungan itu dilakukan dalam rangka melihat pengelolaan jagung oleh BSIP dan petani.

"Tujuan utama ialah untuk melihat bagaimana pembangunan jagung bijian atau makanan ternak untuk kita melihat bagaimana cara pengeluaran secara besar-besaran," ujar Ketua Pengarah, Kementerian Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Mohamad Kamal bin Abdul Kadir, Kamis (16/3/2023).

Mereka pun tertarik untuk mengetahui bagaimana Gorontalo dapat mengekspor jagung dan juga bagaimana petani-petani mengolah jagung hasil panen.

"Jadi inilah yang mau kita lihat kemudian mungkin bisa menjadi suatu panduan kepada kami untuk kami jalankan pada penanaman biji-bijian, sebab di negara kami masih pada tahap yang rendah," katanya.

Kamal mengungkapkan, di Malaysia kebutuhan makanan ternak semakin meningkat dari segi jumlah dan harga, sehingga ia tidak ingin hanya bergantung pada impor.

"Kita membutuhkan satu kaidah penanaman yang sistematis yang strategis, supaya akhirnya kita bisa seperti Indonesia itu tujuan utama," ujar Kamal.

Menurut dia, kerja sama akan dibahas dan dilakukan antara pihak Kementerian Pertanian Malaysia dan Indonesia, sebab di tingkat itu biarlah Menteri yang menentukan.

Melihat situasi dan kondisi yang ada di Gorontalo sebagai utusan dari Kementerian Pertanian Malaysia, ia akan memberikan informasi tentang bagaimana Gorontalo mengimpor jagung.

"Ini sangat sesuai di Malaysia kita punya perancangan lebih kepada pabrik-pabrik besar, tapi di Gorontalo dilakukan oleh petani," katanya. 

Kepala BSIP Gorontalo Sumarni Panikkai mengatakan Gorontalo sudah dikenal dengan jagungnya, jadi otomatis Malaysia memang melirik hal itu.

"Karena dari hasil diskusi kami bahwa mereka di sana hanya perusahaan besar yang melakukan produksi jagung besar-besaran dan melihat bahwa di Gorontalo itu bukan perusahaan, tapi petani," kata Sumarni.


Editor : Cahya Sumirat

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network