Komunitas Yahudi di Kota Manado, Sulawesi Utara mempunyai Museum Holocaust yang pertama di Asia Tenggara. Museum tersebut dibangun di Tondano, Kabupaten Minahasa. (Foto: MPI/Subhan Sabu/SINDOnews)

MINAHASA, iNews.id - Komunitas Yahudi di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) hingga saat ini masih bisa hidup berdampingan dengan umat lain. Bahkan mereka pun merasa aman untuk melakukan ibadah secara terbuka.

Mengutip berbagai sumber, keturunan Yahudi Belanda di Sulut cukup leluasa mempraktekkan ajaran agama secara terbuka sejak sebelum kemerdekaan 1945. Namun setelah itu banyak di antara mereka yang berpindah agama menjadi Kristen atau Islam hanya untuk keamanan.

Hal itu terjadi lantaran Yudaisme belum diakui sebagai agama resmi, hingga kemudian banyak warga Yahudi yang mencatatkan dirinya sebagai Kristen Protestan.

Dalam perkembangannya kemudian komunitas Yahudi di Kota Manado bisa mendirikan tempat ibadah seperti Sinagoge Shaar Hashamayim. Sinagoge ini merupakan tempat ibadah orang Yahudi, layaknya gereja, masjid, vihara, pura, kuil dan lain sebagainya. Tempat itu berada di Tondano, sekira 35 kilometer dari Manado.

Sinagoge Shaar Hashamayim berdiri sejak 2004. Komunitas Yahudi di Kota Manado dapat menjalankan kepercayaan mereka dengan aman dan damai. Itulah sebabnya tidak heran jika Sulut  dikenal sebagai daerah yang menjunjung tinggi toleransi.

Di Tondano, Sinagoga Shaar Hashamayim letaknya berdekatan dengan beberapa gereja. Di kawasan itu dihuni warga yang menganut beragam agama. Namun hingga saat ini, semua bisa beribadah dengan tenang sesuai keyakinan mereka tanpa ada masalah.

Diketahui, penganut Yudaisme di Indonesia ini sudah ada sejak jaman Belanda, tetapi sampai saat ini hanya ada satu Sinagoga di Indonesia yaitu di Sulut.

Tidak hanya itu, kemudian ada pula Museum Holocaust pertama di Indonesia sekaligus di Asia Tenggara dibangun juga di daerah itu. Museum Holocaust dibangun Kamis (27/1/2022) bertepatan dengan Peringatan Hari Holocaust Internasional.

Museum tersebut berada di Sinagoge Shaar Hashamayim yang dalam bahasa Ibrani berarti Gerbang Surga berlokasi di Tondano, Kabupaten Minahasa.

Meski keberadaan museum ini sempat menjadi polemik karena mendapat kecaman dari sejumlah pihak tapi tidak di Manado sendiri, aman-aman saja.

Keberadaan Komunitas Yahudi di Kota Manado semakin dianggap biasa walau sudah mempunyai Museum Holocaust. Ketika itu, Duta Besar (dubes) Jerman untuk Indonesia Ina Lapel datang berkunjung ke Sulut menghadiri peresmian Museum Holocaust yang dibangun komunitas Yahudi di Minahasa itu.

“Suatu kehormatan berada di Minahasa dan berpidato di pembukaan Museum Holocaust. Museum sejenis ini dibuka untuk pertama kalinya di Asia Tenggara atas inisiatif komunitas Yahudi di sini,” ujar Ina Lapel, ketika itu, Sabtu (29/1/2022).

Ina menegaskan, Jerman akan selalu mendukung peringatan terhadap kejadian yang dapat menjadi pelajaran universal tersebut dan akan terus mendukung upaya perlawanan terhadap rasisme, anti-semitisme dan semua bentuk intoleransi.

Sementara itu Wakil Gubernur (Wagub) Sulut Steven Kandouw juga memberikan apresiasi yang tinggi atas dibangunnya gedung museum pertama di Asia Tenggara tersebut.

Dia mengatakan peluang kerja sama Pemprov Sulut dengan Pemerintah Jerman terbuka lebar. Dalam dialog bersama dubes Jerman, turut membahas kerukunan dan perdagangan.

“Dubes Jerman menyatakan akan melakukan kerja sama investasi di Sulut. Dia juga sudah melihat langsung kerukunan di Sulut. Dia tertarik dan respek terhadap kerukunan kita," ujarnya.

Selama ini Sulut memang dikenal sebagai daerah yang menjunjung tinggi toleransi. Apalagi sosok Pemimpin Komunitas Yahudi Sulut, Yaakov Baruch yang merupakan seorang rabi, juga lahir dan dibesarkan dari keluarga berbeda agama.

Sejak kecil kedua orang tuanya telah mendidik dan menanamkan nilai-nilai agama kepadanya. Ayahnya diketahui seorang penganut Kristen Protestan sedangkan almarhum ibunya merupakan seorang Muslim.

Itu artinya, sejak kecil dia sudah terbiasa hidup di keluarga yang berbeda keyakinan dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Inilah alasan mengapa hingga saat ini tak ada masalah meski berbeda.

Soal kerukunan dan toleransi ini juga selalu disampaikan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dalam berbagai kesempatan. Terbaru saat menghadiri kegiatan Bunaken Music Vaganza di Kawasan Pohon Kasih Megamas Manado, Rabu (2/11/2022).

“Tuhan berkenan Desember ada Festival Christmas, asal damai, aman supaya yang datang KPop," ujarnya.

Menurut Olly, semua kegiatan yang dihelat pemerintah termasuk Bunaken Music Vaganza bisa berjalan dengan lancar, karena saling topang bersama semua tidak lepas dari peran TNI-Polri, bersama menjaga ke mana-mana di Sulut. Sehingga kegiatan penyelenggaraan hiburan masyarakat bisa dinikmati bersama.

“Provinsi Sulut menjadi satu dari lima dari prioritas pariwisata nasional untuk itu Sulut dipilih karena kerukunan kita jaga bersama, persaudaraan kita jaga, kita menyadari kita semua ciptaan Tuhan,” ucapnya.

“Tuhan menciptakan segala perbedaan jadi harmoni kehidupan yang diaplikasikan bersama di tengah masyarakat,” katanya.

Selain itu, tambah Olly, Sulut juga menjadi daerah yang penduduknya paling bahagia di Indonesia masuk dalam sepuluh besar.

Marilah  jaga ketentraman dan kedamaian di Sulut agar supaya bisa saling topang menopang menjalani tugas tanggung jawab bersama.

“Kita semua harus jaga kerukunan, sama-sama kita bersatu gotong royong menjaga hal-hal yang tidak kita inginkan," ingatnya.

Itulah sekilas komunitas Yahudi di Kota Manado yang sampai saat ini bisa hidup berdampingan dengan agama lain karena saling menjaga toleransi.


Editor : Cahya Sumirat

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network