MANADO, iNews.id - Bambu batik khas dari Sangihe dan Bunaken memiliki motif dan corak unik. Kerajinan bambu ini terkenal hingga mancanegara.
Tidak hanya di Sangihe, di Manado ternyata ada pengrajin dari bambu batik yang berlokasi di Kelurahan Meras, Kecamatan Bunaken, Kota Manado.
Usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera itu di kelola secara turun temurun oleh Bertha Mansauda.
"Pembuatan kerajinan bambu batik ini awalnya terinpirasi dari orangtua. Dulunya orangtua pembuat alat musik bambu. Namun untuk musik bambu saat ini agak terkikis,” kata Bertha Mansauda, Minggu (26/9/2021).
Bertha menjelaskan, agar supaya ini bisa dikenal lagi dia membuat kerajinan dari bambu batik berupa miniatur alat musik bambu supaya generasi berikut bisa melihat bahwa alat musik bambu ternyata seperti ini.
Dari awalanya hanya membuat miniatur alat musik bambu seperti terompet, Bertha terinspirasi untuk membuat berbagai model kerajinan lain, seperti bunga, kap lampu, teko, gelas, tempat lilin, meja, kursi, gantungan kunci, miniatur hewan, tas, jam tangan, miniatur rumah, hingga miniatur kapal laut.
Kualitas bambu batik sendiri menurut Bertha lebih bagus dibanding bambu lain. Selain itu punya corak keunikan tersendiri serta tahan lama.
Bambu batik merupakan jenis atau lebih dikenal sebagai bambu Cina, namun Bertha lebih suka menyebutnya bambu batik sehingga terkenal sampai ke mancanegara.
"Ada dari wisatawan-wisatawan asing yang bertanya nama bambunya, nah saya sebagai orang Indonesia, kita harus bawa nama Indonesia, jangan bawa nama China,” ujarnya.
Sebab kata dia, biasanya kalau ditanya wisatawan, kalau disebut bambu China nanti ini asalnya dari China.
“Sehingga untuk membawa nama Indonesia, saya ganti jadi bambu batik. Jadi terkenal di luar negeri ini bambu batik," ujar Bertha.
Hasil kerajinan bambu batik ini kata Bertha sudah sampai ke luar negeri seperti Dubai, Belanda, Hongkong, dan China. Belanda biasanya suka dengan model serangga, ada juga miniatur rumah panggung. Kalau China suka sekali dengan model miniatur rumah.
"Sebelum pandemi, untuk pemasaran sampai luar negeri, ada yang lewat dinas terkait, ada juga yang datang beli langsung. Wisatawan asing paling banyak membeli sebelum pandemi, kalau tamu-tamu lokal hanya dari dinas-dinas terkait dan pribadi," kata Bertha.
Untuk pembuatan miniatur seperti model bunga memakan waktu dua sampai dengan tiga hari, tergantung tingkat kesulitan masing-masing model. Untuk harga jual bervariasi mulai dari Rp250.000 sampai puluhan juta.
"Kalau model bunga, harga standarnya itu Rp250.000 sampai Rp1 juta. Yang paling mahal biasanya miniatur, seperti miniatur kantor wali kota yang pernah saya buat. Ada juga model udang, tergantung tingkat kesulitan, kalau tidak terlalu sulit biasa harganya, tapi kalau sulit, itu yang harganya mahal," kata Bertha.
Meski di tengah pandemi saat ini Bertha tetap eksis membuat miniatur kerajinan yang dirintisnya sejak 2021. Bambu batik didapatnya dengan cara membeli di Kabupaten Kepulauan Sangihe jika pesanan lagi banyak, tapi juga ada bambu yang ditanamnya di kebun.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait