Mekiwuka merupakan parade yang dilakukan pada saat tengah malam jelang pergantian tahun dengan menggunakan alat musik tradisional. (Foto: Subhan Sabu)

MANADO, iNews.id - Mekiwuka merupakan tradisi menyambut tahun baru di Manado. Tradisi tersebut sebagai ungkapan rasa syukur atas pemeliharaan Tuhan di sepanjang tahun yang telah dilewati.

Mekiwuka merupakan tradisi penyambutan tahun baru penggabungan dua budaya, Minahasa dan Borgo yang diyakini berkembang di lingkungan komunitas orang Minahasa dan Borgo yang ada di Manado.

Orang Borgo di Manado dan di Sulawesi Utara (Sulut) sendiri telah ada sejak abad ke XVI, orang borgo atau keturunan langsung merupakan hasil perkawinan campur antara suku Minahasa asli dan orang-orang Eropa, Spanyol, dan Portugis yang datang berdagang di Kota Manado.

Masyarakat keturunan Borgo merupakan salah satu kelompok keturunan asing yang sudah lama bermukim di wilayah kota Manado yang merupakan bagian dari tanah Minahasa. Sebagian besar mereka tersebar mulai dari Malalayang, Bahu, Pondol, Mahakeret, Tikala, Sindulang, dan Tuminting.

Masyarakat keturunan Borgo akhirnya sudah merupakan bagian dari etnik Minahasa yang hidup di Kota Manado. Pengaruh masyarakat keturunan Borgo terhadap seni tradisional sebagai bagian dari identitas Minahasa di Manado adalah tarian katrili dan figura

Mekiwuka merupakan parade yang dilakukan pada saat tengah malam jelang pergantian tahun dengan menggunakan alat musik tradisional masuk keluar rumah warga, bersilaturahmi saling mengucap syukur menyambut tahun yang baru.

Sayangnya tradisi ini seakan terlupakan dan luput dari perhatian pemerintah, yang lebih dikenal justru tradisi Figura dan Kunci Taong (Tahun)

"Padahal itu malam taong tua, malam kebersamaan, semua ikut bergabung, tidak mengenal suku, agama mau pun golongan, kerukunan antar umat beragama di manado justru diawali dari sini," ujar Ronald Markus, pemuda kampung kakas kepada MNC Portal Indonesia, Sabtu (31/12/2022).

Dahulu kata Onal, pemerintah kota sudah pernah mengadopsi tradisi tersebut, namun kini seakan terlupakan.

"Dulu kami pernah jalan sampai ke rumah dinas wali kota, namun sekarang sepertinya tidak lagi, hanya figura yang dilestarikan padahal Mekiwuka juga penting, awal dari kegiatan menyambut tahun baru," jelas Onal.

Kata dia, tradisi Mekiwuka ini dilaksanakan oleh setiap etnis Borgo yang ada di kampung-kampung, seperti Mahakeret, Pondol, Kampung Tondano, Kampung Tombariri, Sindulang, namun sekarang tinggal Kampung Kakas, Kelurahan Wenang Selatan, Kecamatan Wenang, Manado, Sulawesi Utara yang terus melaksanakannya setiap tahun.

Bahkan tradisi ini diwariskan kepada anak cucu. Kelestariannya masih terus di jaga, dari generasi tua sampai generasi muda yang ada di Kampung Kakas mengetahui tradisi tersebut.

"Di Manado, hanya Kampung Kakas yang masih mempertahankan tradisi itu turun temurun, di Kampung Sindulang juga ada, namun hanya di kampung kakas yang lebih menjaga kelestariannya, dan itu merupakan tradisi asli Manado," ujarnya. 


Editor : Cahya Sumirat

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network