KOLAKA UTARA, iNews.id - Sungai besar yang bermuara di Kota Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Sulawesi Tengara (Sultra) airnya berwarna merah kecoklatan. Kondisi tersebut diduga imbas dari aktivitas tambang nikel yang beroperasi di dataran tinggi wilayah setempat.
Pantauan di lapangan, air sungai yang berwarna merah tersebut meluber sejauh satu kilometer dari muara dan membentang dari pesisir Desa Pitulua hingga By Pass kawasan Masjid Agung Kolut. Akibatnya, tidak ada nelayan beraktivitas menjaring ikan di tepi kota sebagaimana biasanya.
Salah satu nelayan di Dusun III Desa Pitulua, Kecamatan Lasusua Sabri mengatakan, dia batal menjaring ikan karena air laut merah. Perubahan warna air laut terjadi sebelum awal puasa Ramadan.
"Tidak jadi turun (menjaring). Bagaimana caranya mau ada ikan kalau lautnya merah. Kecuali memancing pakai perahu itupun harus jauh ke luar," ujarnya, Selasa (26/3/2024).
Sabri mengatakan, penampakan kondisi laut pesisir di ibu kota hari ini merupakan yang terparah setelah hujan deras mengguyur pada Senin (25/3/2024) malam. Warna merah kecoklatan itu tidak pernah dia saksikan pada tahun-tahun sebelumnya.
Sementara itu, Sekdas Pitulua Risaldi mengatakan sungai merah yang melintasi desanya diduga dampak dari aktivitas pertambangan di Desa Totallang. Hujan yang mengguyur semalam membuat limpasan lumpur mengalir ke Sungai Salumeja, Desa Rantelimbong dan menuju ke sungai besar ibu kota.
"Saya perhatikan beda kondisinya. Kalau hanya karena dampak usai hujan deras di hulu atau karena ada longsoran palingan warnanya kecoklatan. Tetapi saat ini memang warnanya merah," ucapnya.
Dugaan karena dampak dari aktivitas pertambangan itu diyakini Risaldi karena hulu sungai yang mengalir dari Desa Batuganda kondisinya tetap jernih. Sementara yang berasal dari Salumeja ke arah Desa Totallang berwarna merah.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait