Angkasa Pura I menegaskan tidak akan menjual aset dalam upaya penyehatan keuangan. Diketahui, total utang Perseroan mencapai Rp32,7 triliun per November 2021. (foto: dok. iNews.id)

JAKARTA, iNews.id - Meski menanggung utang cukup besar, PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I menegaskan tidak akan menjual aset dalam upaya penyehatan keuangan. Diketahui, total utang Perseroan mencapai Rp32,7 triliun per November 2021.

Adapun jumlah utang terdiri atas sindikasi perbankan dan obligasi sebesar Rp28 triliun dan kewajiban yang harus dibayarkan kepada karyawan, dan utang kepada supplier senilai Rp4,7 triliun.

Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi mengatakan, pihaknya akan menggunakan skema daur ulang aset atau recycling asset untuk menyehatkan kinerja keuangan. Dalam upaya tersebut, bandara-bandara yang dimiliki oleh Perseroan akan dikerja samakan pengelolaannya dengan pihak lain. 

"Recycle itu kan memanfaatkan aset agar value-nya meningkat. Jadi tidak dijual asetnya, tapi dikerja samakan sehingga value-nya naik," ujar Faik dalam konferensi pers, Senin (13/12/2021).

Dia menambahkan, terdapat tiga bandara yang akan dilakukan recycling asset. Pertama, Bandara Internasional Lombok, di mana terdapat lahan sekitar 550 hektar yang bisa dikembangkan untuk mendukung ajang perlombaan MotoGP.

Namun demikian, Faik tidak merinci siapa pihak asing yang akan mengelola Bandara Internasional Lombok. Sebab, prosesnya kini masih dalam tahap penawaran dan beberapa kandidat telah berminat untuk pengelolan Bandar Lombok.

"Ini memang kita ada rencana untuk menggandeng partner untuk development Bandara Lombok, karena memang kita lahannya ada sekitar 550 Ha yang harus kita optimalkan. Apalagi Mandalika akan dikembangkan menjadi destinasi untuk kegiatan semacam MotoGP, jadi ini perlu kita siapkan. Sekarang ini sudah tahap penawaran, ada beberapa kandidat yang berminat untuk masuk," kata dia. 

Kedua, lanjut Faik, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makkasar yang pengelolaannya akan dikerja samakan dengan pihak lain. 

Kemudian ketiga, Bandara Ngurah Bali juga masuk dalam strategi recycling asset Perseroan. Akan tetapi, penawaran Bandara Ngurah Rai menunggu pembukaan penerbangan internasional. 

"Nggak mungkin kita kerja samakan dalam kondisi yang lagi tidak ada penumpang internasionalnya kan? Nah nanti kita tunggu di 2022, setelah mungkin nanti isu terkait Omicron mudah-mudahaan tidak menimbulkan gelombang ketiga, kemudian turis mulai masuk, baru kita pertimbangkan. Jadi nggak mungkin kita akan melakukan kerja sama dengan kondisi yang masih kurang bagus," ucapnya. 


Editor : Cahya Sumirat

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network