Rupiah ditutup melemah lagi imbas sentimen domestik dan the Fed. (Foto: dok iNews)

JAKARTA, iNews.id - Sentimen domestik dan kenaikan suku bunga The Fed dinilai memicu melemahnya rupiah, Selasa (5/7/2022) sore. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pun ditutup melemah.

Rupiah hari kedua pekan ini ditutup melemah 22 poin atau 0,15 persen ke Rp14.992 per dolar AS. Rupiah pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di Rp14.972 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan salah satu faktor pemicu melemahnya mata uang rupiah hari ini adalah sinyal kebijakan baru dari Bank Indonesia (BI) dalam menyikapi perkembangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian dan mempengaruhi kondisi dalam negeri.

"Ke depan, BI akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik serta merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan stabilitas makroekonomi, stabilitas keuangan, termasuk penyesuaian lebih lanjut stance kebijakan bila diperlukan," kata Ibrahim dalam keterangannya, Selasa (5/7/2022).

Menurut dia, faktor pemicu lainnya, yakni neraca transaksi berjalan yang mencatatkan surplus pada 2021, yang didukung oleh perbaikan terms of trade seiring kenaikan harga komoditas, dan kembali mencatatkan surplus pada kuartal I 2022.

"Transaksi berjalan diperkirakan akan kembali defisit pada 2022 pada kisaran yang terkendali, sehingga mendukung ketahanan eksternal Indonesia," ujar Ibrahim.

Sementara analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, pelemahan rupiah sangat fundamental. Ini mengingat perkembangan global, di mana bank sentral dunia berlomba-lomba menaikkan suku bunga, terutama bank sentral AS The Fed.

"Ini membuat rupiah menjadi mata uang yang kurang menarik," kata Lukman, dikutip dari Antara.

Dari domestik, dia menuturkan, tekanan untuk menaikkan suku bunga semakin besar setelah data inflasi menunjukkan angka di atas 4 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni 2022 sebesar 0,61 persen (mom) atau 4,35 persen (yoy), merupakan yang tertinggi sejak 2017.

"Ini dikhawatirkan bisa membebani prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kenaikan kasus Covid-19 dan PPKM yang dinaikkan ke level dua juga turut menekan rupiah belakangan ini," ujar Lukman.

Sementara itu, dolar AS terus menguat menjelang pertemuan bank sentral pada tengah pekan ini.

"Dolar AS semakin di atas angin minggu ini dengan pelaku pasar mengantisipasi kembali statement hawkish dari The Fed pada risalah pertemuan besok Rabu serta data tenaga kerja NFP pada Jumat," tuturnya.

Adapun rupiah pada pagi tadi dibuka melemah ke posisi Rp14.972 per dolar AS. Sepanjang hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.971 hingga Rp15.004 per dolar AS.

Sedangkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada Selasa melemah ke posisi Rp14.990 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.960 per dolar AS.


Editor : Cahya Sumirat

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network