Kerajinan tangan dari limbah sisik ikan di Manado yang bisa merup omzet puluhan juta rupiah (Subhan Sabu/MNC Portal)

MANADO, iNews.id - Bagi semua orang, sisik ikan dianggap sebagai sampah. Tak sedikit orang ketika mengolah ikan maka akan membuang bagian sisiknya. Namun, di tangan perajin asal Manado, Sulawesi Utara (Sulut), sisik ikan bisa disulap menjadi aksesoris bernilai tinggi.

Seperti yang dilakukan oleh Tjahyani, di tangannya, limbah sisik ikan dibuat jadi beragam aksesoris cantik dan menarik. Awalnya Tjahyani mencoba mengumpulkan limbah sisik ikan ini untuk membuat aksesoris yang dipakai oleh dirinya sendiri. 

Tak disangka, kreativitas dari sosok wanita paruh baya ini mampu menjadi barang dengan nilai jual yang tinggi. Banyak tetangga dan teman-temannya menaruh minat dan tertarik pada aksesoris yang dibuatnya itu. 

Melihat respon positif, Tjahyani akhirnya memberanikan diri untuk serius menekuni usaha di bidang kerajinan tangan ini, dan pada 2012 silam dia mulai menjalankan usaha kerajinan tangan yang diberi nama Yanie Handicraft.

"Saya memilih usaha dengan mengolah limbah sisik ikan karena tertarik dengan sisik ikan, khususnya ikan kakap yang ukurannya besar, bentuknya yang bagus dan unik. Ternyata setelah diterapkan untuk dijadikan aksesoris ciri khas sisik ikannya ini menambah cantik khas aksesoris buatan saya,” kata Tjahyani, Minggu (12/9/2021).

Banyak sekali jenis aksesoris yang dibuat oleh Tjahyani, seperti kalung, cincin, anting, bros, gelang dan juga tusuk jilbab. Diawal menjalankan usahanya, tentunya sebagai UMKM yang baru merintis, modal usaha menjadi salah satu kebutuhan utama Tjahyani untuk mengembangkan usahanya. 

Pada tahun keduanya memulai usaha di 2013, Tjahyani akhirnya memutuskan untuk bergabung menjadi Mitra Binaan Pertamina melalui program Kemitraan untuk menambah modal usaha serta ilmu dalam menjalankan bisnis. 

Keputusan Tjahyani ternyata tepat, bukan hanya pinjaman modal saja yang dia dapatkan, namun pelatihan dan diikutkan di pameran-pameran yang membuat produknya semakin dikenal oleh masyarakat. Setelah menjadi mitra binaan Pertamina, dengan adanya tambahan pinjaman modal untuk mengembangkan usaha, berdampak positif pada perkembangan omzet yang cukup signifikkan. 

Tjahyani pengrajin limbah sisik ikan menjadi kerajinan tangan di Manado, Sulut (Subhan Sabu/MNC Portal)

"Dari sebelumnya beromzet sekitar Rp10 juta per bulan, hingga akhirnya dapat naik du kali lipat per bulan hingga Rp25 juta selama menjadi mitra Pertamina," kata wanita yang akrab disapa Yani ini.

Usahanya ini ternyata tidak hanya berdampak pada peningkatan omzet, namun mampu memberikan multiplier effect lainnya seperti mampu memberikan pekerjaan bagi orang disekitarnya. 

Bahkan, dalam menjalankan usahanya, Tjahyani juga memberdayakan ibu-ibu PKK di sekitar rumahnya saat mendapat banyak pesanan dengan jumlah banyak dari konsumen. Selain itu, Tjahyani juga beberapa kali menggelar pelatihan kewirausahaan kepada masyarakat setempat.

Di tengah kondisi pandemi, inovasi terus dibuat oleh Tjahyani. Di awal pandemi misalnya, saat terjadi peningkatan kebutuhan masker, Tjahyani mulai membantu pemulihan pandemi dengan membuat masker kain. 

Bahkan sekarang, tidak hanya aksesoris beragam produk fashion seperti kain sutera ecoprint, tas sutera ecoprint dan tas serat pisang abaka dibuatnya untuk terus mampu mempertahankan kelangsungan usahanya ditengah pandemi.

Kerajinan tangan dari limbah sisik ikan di Manado yang bisa merup omzet puluhan juta rupiah (Subhan Sabu/MNC Portal)

"Semua produk ini kita jajakan dalam toko-toko souvenir, toko di rumah, di pameran-pameran, melalui sosial media seperti Instagram dan Facebook. Untuk masalah harga, produk Yani Handicraft berkisar antara Rp50.000 hingga Rp400.000," ujarnya.

Untuk terus mengembangkan usaha tersebut, Tjahyani mengaku selalu berinovasi mengikuti trend mode dan kondisi yang ada. Dengan memaafkan platfrom media sosial, YouTube Yannie Handicraft dan Website YannieHandicraft.imooji.com.

Sementara itu, Area Manager Communication, Relations & CSR MOR VII, PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading, Laode Syarifuddin Mursali mengatakan program Kemitraan Pertamina yang berfokus membina para UMKM dilakukan secara berkelanjutan sebagai upaya mendorong para UMKM binaan agar bisa naik kelas dan mengembangkan usahanya. 

Bahkan dalam pembinaan tersebut, Pertamina memotivasi para UMKM binaannya agar dapat membantu masyarakat sekitar untuk menyediakan lapangan pekerjaan atau dikenal dengan konsep Sociopreuneur. 

“UMKM Binaan Pertamina kami arahkan agar bisa terus suistain secara bisnis di tengah pandemi. Beragam pelatihan seperti bagaimana mampu memanfaatkan digital marketing pun kita lakukan agar UMKM binaan kita bisa beradaptasi dengan cepat dan menangkap peluang bisnis ditengah kondisi seperti ini. Kita harapkan UMKM Binaan Pertamina terus mampu naik kelas,” tuturnya.

Pertamina berkomitmen untuk terus menjalankan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG). Prinsip tersebut dipercaya karena perusahaan akan tumbuh beriringan dengan lingkungan dan komunitas sosial dengan memperhatikan kepatuhan pada regulasi yang ada. 

"Melalui pembinaan kepada UMKM ini, Pertamina mendukung Tujuan Pengembangan Berkelanjutan (TPB/SDGs) nomor 5 yaitu kesetaraan gender," pungkasnya.


Editor : Nur Ichsan Yuniarto

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network