Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto  meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kota Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (4/9/2021). (Foto: MPI/Subhan Sabu)

MANADO, iNews.id - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto  meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kota Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (4/9/2021). Turut mendampingi Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito dan Kabaharkam Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto.

Dalam kunjungan tersebut, Panglima TNI sekaligus memimpin diskusi terkait penanganan Covid-19 bersama Forkopimda Sulut bertempat di Kantor Gubernur.

Kegiatan diawali rombongan Panglima TNI, Kepala BNPB dan Kabaharkam Polri dengan meninjau serbuan vaksinasi  dengan target 2.000 orang. Kegiatan ini didukung 80 tenaga kesehatan yang berasal dari TNI 40 nakes, Polri 16 orang dan pemda 24 nakes. Kegiatan ini berlangsung serentak di tiap-tiap Kodim dengan target keseluruhan 2.000 orang. 

Dalam peninjauan tersebut, Panglima TNI berkesempatan berdialog virtual dengan para Dandim yang wilayahnya melaksanakan vaksinasi.

"Pak Dandim, Kapolres dan Bupati harus terus bersinergi ya dalam melaksanakan serbuan vaksinasi guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Sulawesi Utara," kata Panglima TNI, Sabtu (4/9/2021).

Kemudian Panglima TNI, Kepala BNPB dan Kabaharkam Polri melanjutkan kegiatan dengan mengecek kesiapan 4 pilar yang mengawaki aplikasi Silacak untuk membantu penanganan Covid-19 di Sulut. 

"Tracing kontak eratnya harus diperkuat, update dinamika perkembangan yang terjadi," kata Hadi.

Tak lama kemudian, Panglima TNI dan rombongan memimpin rapat dengan Forkopimda Sulawesi Tengah. Kegiatan diawali dengan penjelasan dari Gubernur Sulut Olly Dondokambey

Olly menjelaskan, saat ini Sulut mengalami kemajuan yang baik, yaitu tingkat kesembuhan pasien covid-19 cukup tinggi. Hal tersebut tentunya tidak lepas dari komitmen dan sinergi TNI-Polri dan pemda, termasuk dalam penegakan disiplin prokes dan percepatan vaksinasi bagi masyarakat Sulut. 

Mengawali pengarahannya, Panglima TNI menyampaikan penanganan pandemi membutuhkan partisipasi aktif semua pihak, termasuk masyarakat. 

Salah satu yang menjadi faktor penyebab meningkatnya angka kasus positif karena kurangnya kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan prokes.

Rata-rata positivity rate Sulut berada di angka 19,21 persen, masih jauh di atas standar yang ditetapkan WHO yaitu di bawah 5 persen. 

"Saat ini rasio pelacakan kontak erat terhadap 1 kasus konfirmasi di Sulut berdasarkan dashboard Kemenkes 2,97. Target kita harus 1:15. Artinya saat ini baru 3 orang dilacak dari setiap 1 kasus konfirmasi," kata Panglima.

"Kita ambil contoh di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Tidak ada testing, tracing dan BOR, juga rawat inap RS, tetapi terdapat data kasus konfirmasi dan data kematian yang tinggi," tuturnya.

Tentunya masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Tren penurunan kasus jangan diartikan sebagai kelonggaran untuk kembali beraktivitas sama seperti sebelum pandemi. 

Sulut harus memperkuat upaya penanganan secara sinergis dan serius sesuai kondisi wilayah masing-masing. Pemda juga perlu untuk mengedukasi masyarakat agar mau dirawat di isoter. 

Isoter memudahkan monitoring dan perawatan sehingga segera tertangani apabila terjadi perburukan pada pasien. Dengan demikian pasien dapat ditangani sesegera mungkin karena isoter telah dilengkapi nakes, obat-obatan, alkes dan sarana pendukung lainnya. 

Terkait vaksinasi, pemda bersama instansi terkait, TNI-Polri, BNPB, Kemenkes harus meningkatkan sinergi, komunikasi, koordinasi dan kolaborasi dalam serbuan vaksinasi.


Editor : Donald Karouw

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network