Peringatan: Berita ini membahas isu sensitif terkait bunuh diri. Jika Anda merasa tertekan secara emosional atau mengalami gejala depresi, segera hubungi psikolog, psikiater, atau layanan konseling kesehatan jiwa terdekat.
TOMOHON, iNews.id - Kisah tragis Evia Maria Mangolo mengundang perhatian publik setelah surat pengaduan dugaan pelecehan seksual yang ditulis almarhumah viral di media sosial usai kematiannya. Evia Maria merupakan mahasiswi semester akhir Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Manado (UNIMA).
Dia ditemukan meninggal dalam kondisi gantung diri di kamar kosnya di kawasan Kaaten, Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut) 30 Desember 2025. Kasus dugaan bunuh diri ini menjadi sorotan publik setelah beredar surat pengaduan bertuliskan tangan yang dibuatnya sebelum meninggal.
Surat ini ditujukan kepada Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) Unima yang berisi laporan dugaan pelecehan seksual oleh seorang oknum dosen berinisial DM di lingkungan kampus.
Dalam surat tertanggal 16 Desember 2025, Evia Maria Mangolo memaparkan kronologi peristiwa yang membuatnya merasa tidak aman dan tertekan secara psikologis. Dia menyebut adanya tindakan yang membuatnya tidak nyaman, termasuk permintaan dari terduga pelaku untuk diurut pada Jumat, 12 Desember 2025.
Dalam pengaduannya, Evia menyampaikan dampak psikologis berat yang dialaminya usai perbuatan sang dosen.
“Akibat kejadian tersebut, saya mengalami trauma, ketakutan, tekanan mental, dan ketidaknyamanan yang serius dalam menjalani aktivitas akademik. Saya merasa terancam dan tidak aman. Melalui surat ini, saya memohon agar pihak fakultas dan universitas dapat menindaklanjuti laporan ini secara serius serta memberikan sanksi tegas kepada terlapor sesuai ketentuan yang berlaku,” tulis Evia dalam suratnya dikutip Rabu (31/12/2025).
Surat tersebut ditutup dengan identitas lengkap almarhumah, Maria Antoineta Evia Mangolo, NIM 22105136. Kasus Evia Maria Mangolo semakin ramai diperbincangkan setelah unggahan akun Instagram @soalunsrat yang menyuarakan keadilan bagi almarhumah.
“Evia Harusnya aman, Kampus harusnya Melindungi! Dia telah memperjuangkan Keadilan sampai titik Nadir Trakhir, ia telah melawan dengan nyata! Selamat Jalan Evia Maria Mangolo,” tulis akun tersebut.
Jenazah Evia Maria Mangolo telah disemayamkan di rumah kerabat keluarga di Perumahan CBA Gold, Teterusan, Mapanget, Minahasa Utara. Suasana duka menyelimuti rumah keluarga oleh para pelayat yang berdatangan memberikan penghormatan terakhir.
Almarhumah dikenal sebagai pribadi pendiam, tekun, dan memiliki cita-cita besar untuk segera menyelesaikan studi dan mengabdi sebagai pendidik. Rencana pemulangan jenazah ke kampung halaman di Ulu Siau, Kepulauan Sitaro, sempat ditunda karena pihak keluarga menyetujui dilakukan autopsi guna kepentingan penyelidikan.
Sementara itu, Rektor Unima menyatakan komitmen mengawal kasus ini hingga tuntas. Terhadap oknum dosen terduga pelaku kini sudah dinonaktifkan untuk kepentingan penyelidikan.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait