JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum Paguyuban Sosial Marga Thionghoa Indonesia (PSMTI) Wilianto Tanta resmi melantik Dr Johny Lieke sebagai Ketua PSMTI Sulawesi Utara (Sulut) periode 2022-2026. Pengukuhan itu berlangsung di Swiss Bell Hotel, Kota Manado, Sabtu (26/11/2022).
Pelantikan ini turut dihadiri langsung oleh Kapolda Sulut Irjen Pol Setyo Budianto, Kapoksahli Pangdam XIII/Merdeka Brigjen TNI Theodorus Kawatu, Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Sulut Brigjen TNI Raymond Marojahan, serta dari pihak Lantamal VIII Kolonel Dwi Yoga Pariadi.
Dalam sambutannya, Johny Lieke mengatakan bahwa PSMTI bersifat sosial, bermasyarakat dan tidak mencampuri politik.
Dia menjelaskan, Visi dari PSMTI yaitu suku Tionghoa warga negara kesatuan Republik Indonesia (RI) bersama komponen bangsa Indonesia, seluruhnya mempunyai hak dan kewajiban membangun NKRI menuju masyarakat adil dan makmur.
Sedangkan untuk Misi, meningkatkan kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
Serta masuk dalam arus bangsa Indonesia, aktif dalam pembangunan NKRI di dalam segala aspek kehidupan.
"Memantapkan jati diri sebagai suku dalam keluarga besar bangsa Indonesia serta memberikan manfaat kepada bangsa dan negara, terutama dalam bidang sosial, budaya dan kemasyarakatan," katanya.
Sebagai orang yang dipercaya menjadi pemimpin PSMTI Provinsi Sulut, Johny pun berharap kepada semua pengurus, untuk tetap bersatu dan jika yang belum bergabung dalam PSMTI diminta untuk segera terlibat di dalamnya.
"Kita dari muda sudah mencari uang, seperti saya cari terus cari. Jadi sebenarnya orang yang sudah mampu kalau bisa, sumbanglah kembali kepada masyarakat untuk meringankan beban mereka," ujarnya.
Johny kemudian menjelaskan soal upaya PSMTI saat peristiwa gempa bumi yang terjadi di Cianjur. Tercatat, sumbangan yang diberikan hampir mencapai Rp1 Miliar.
"Sumbangan mereka dari PSMTI di daerah lain sudah mencapai hampir Rp1 Miliar, hal ini yang sangat hebat dan ini juga fungsi PSMTI," katanya.
Sementara itu, Ketum PSMTI Wilianto Tanta mengaku tidak rugi menunjuk Dr Johnny Lieke sebagai Ketua PSMTI Sulut.
"Jujur saya katakan, Pak Johnny ini ada 6 orang yang menghubungi saya dan merekomendasikan untuk beliau jadi Ketum di Sulut," ujarnya.
Bahkan, Wilianto mengaku sudah sempat menunjuk orang lain untuk memimpin PSMTI Sulut. Namun hal tersebut langsung dibatalkan, karena banyaknya rekomendasi dari para tokoh di Sulut untuk menunjuk Dr Johnny Lieke menjadi Ketum.
Dalam sambutannya, Wilianto bercerita peristiwa masa lalu saat bagaimana perjuangan para pendahulu hingga mendirikan organisasi ini.
Pada kerusuhan 5 Mei di Jakarta, orang tua pendiri PSMTI mengambil inisiatif untuk ikut membaur dan bersama masyarakat setempat, karena di kala itu banyak yang sangat membutuhkan uluran tangan bantuan.
"Orang tua kami menyebut, jika kala itu ada sesuatu yang masih kurang dari kita, maka seluruh masyarakat Thionghoa diajak untuk membaur, dan perlu bersama dengan masyarakat setempat di sekeliling kita," terangnya.
Untuk itu, Ketum PSMTI yang sekaligus pengusaha asal Makassar ini meyakini dan tidak lagi meragukan kemampuan dari seluruh pengurus PSMTI Sulut untuk membantu bidang sosial dan budaya yang ada di Sulut.
"Kita PSMTI tidak punya dana APBN, tapi ini kerelaan dari pengusaha-pengusaha kita atau yang mampu memberikan kelebihan dari yang ada. Kalau itu bisa terwujud, maka 3 poin aman, tentram dan sejahtera tercapai," tutupnya.
Dalam acara ini juga Ketum PSMTI Wilianto Tanta melantik pengurus Perwanti PSMTI Sulut dengan terpilihnya Ilawati Widjaya, MM sebagai Ketua Perwanti PSMTI Sulut masa bakti 2022-2026.
Diketahui, PSMTI merupakan organisasi kemasyarakatan suku Tionghoa Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia tingkat nasional yang berdiri sejak 28 September 1998 yang telah tersebar di 32 Provinsi serta 300 kota/kabupaten se-Indonesia.
PSMTI bersifat sosial, budaya dan kemasyarakatan sebagai wadah komunikasi, interaksi, penyerap dan penyalur aspirasi suku Tionghoa di Indonesia dengan lembaga negara, instansi pemerintah, organisasi dan komponen masyarakat lain.
Editor : Candra Setia Budi
Artikel Terkait