get app
inews
Aa Text
Read Next : Gempa Hari Ini M 6,9 Guncang Pulau Karatung Sulut, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

11 Monyet Hitam Sulawesi Ditranslokasi ke Pusat Rehabilitasi Yaki di Tomohon

Jumat, 04 Desember 2020 - 22:54:00 WITA
11 Monyet Hitam Sulawesi Ditranslokasi ke Pusat Rehabilitasi Yaki di Tomohon
Monyet hitam Sulawesi dibawa ke Pusat Rehabilitasi Monyet Yaki di (PRMY) Gunung Masarang di Kelurahan Rurukan, Kota Tomohon untuk proses rehabilitasi. (Foto: Okezone/Subhan Sabu)

TOMOHON, iNews.id -  Sebanyak 11 ekor monyet hitam Sulawesi atau yaki ditranslokasi dari Tasikoki Wildlife Rescue Centre yang berada di Jalan Raya Tanjung Merah-Kema, Desa Watudambo, Jaga 10, Kauditan, Minahasa Utara, Sulawesi Utara (Sulut). Satwa dilindungi yang juga disebut Macaca nigra itu dibawa ke Pusat Rehabilitasi Monyet Yaki (PRMY) di Gunung Masarang di Kelurahan Rurukan, Kota Tomohon. 

PRMY Gunung Masarang merupakan hasil kerja sama antara Pertamina Geothermal Energy (PGE) dengan Yayasan Masarang. Kegiatan ini berupa pembangunan kandang rehabilitasi yaki di daerah Kota Tomohon. 

General Manager PGE Area Lahendong Chris Toffle mengatakan, di tempat inilah nantinya akan dilakukan rehabilitasi yaki selama beberapa waktu ke depan hingga satwa ini dinilai siap untuk dilakukan pelepasliaran.

"Pelestarian ini diharapkan dapat menjadi sarana edukasi konservasi dan dapat meningkatkan kepedulian para pihak terhadap konservasi satwa liar," kata General Manager PGE Area Lahendong Chris Toffle, Jumat (4/12/2020).

Yaki merupakan salah satu satwa endemis Sulawesi Utara. Satwa ini tidak akan ditemukan di daerah lain di dunia. Yaki merupakan satwa liar yang dilindungi di Indonesia berdasarkan UU Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan Permen LHK No 20 tahun 2018 tentang Penetapan Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. 

Saat ini, jumlah yaki Sulawesi semakin berkurang, bahkan menghadapi kepunahan. Aktivitas perburuan liar menjadi faktor terbesar berkurangnya populasi yaki di alam.

Hal inilah yang menjadi dasar pelaksanaan kerja sama PGE Area Lahendong bersama Yayasan Masarang untuk kegiatan pelestarian satwa yaki di Kota Tomohon khususnya.

"Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PGE tidak sebatas pada bantuan kepedulian sosial kepada masyarakat, lebih dari itu sebagai wujud pelestarian alam, Pertamina memiliki program konservasi keanekaragaman hayati (Kehati)," kata Chris Toffle.

Willie Smits selaku Pembina Yayasan Masarang mengapresiasi kerja sama PGE ini demi pelestarian satwa endemis Sulut. Kerja sama ini telah berjalan baik dan harmonis sejak lama pada program-program lingkungan lainnya seperti pemanfaatan tanaman nira/aren hingga reboisasi.

"Ke depannya kerja sama ini dapat didukung pihak-pihak lain untuk menimbulkan dampak positif yang lebih luas lagi. Jika upaya konservasi Yaki tidak dilakukan dari sekarang, maka populasi yaki akan semakin terancam dan mendekati ambang kepunahan," kata Smits.

Editor: Maria Christina

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut