Aktivitas Gunung Karangetang Meningkat, Semburkan Guguran Lava Pijar Sejauh 700 Meter

JAKARTA, iNews.id - Aktivitas vulkanis Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau-Tagulandang-Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, mengalami peningkatan dalam beberapa pekan terakhir. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan, pada 9 Oktober 2025 pukul 18.30 WITA, terlihat guguran lava pijar dari kawah utara mengarah ke kawah selatan sejauh sekitar 700 meter.
Meski aktivitas meningkat, PVMBG menyebut Gunung Karangetang masih berstatus Level II Waspada. Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi erupsi magmatik dan guguran awan panas, namun diminta tidak panik.
Dalam laporan resminya, Badan Geologi menyatakan guguran lava pijar yang terlihat pada 9 Oktober masih berada dalam radius aman rekomendasi. Namun, peningkatan aktivitas ini menandakan tekanan magma di dalam gunung masih tinggi.
Data pemantauan kegempaan menunjukkan adanya peningkatan signifikan aktivitas vulkanis sejak awal Agustus 2025. Pada 5 Agustus, tercatat 40 kali gempa embusan per hari.
Angka ini meningkat menjadi 96 kali per hari pada 17 Agustus 2025 disertai 13 kali tremor harmonik. Hingga 8 Oktober 2025, aktivitas masih tinggi dengan 83 kali gempa embusan dan 12 tremor harmonik per hari.
PVMBG menilai kondisi ini menunjukkan adanya pergerakan fluida magma menuju permukaan, yang berpotensi menghasilkan erupsi efusif berupa lelehan lava dan guguran pijar.
Diketahui, Gunung Karangetang merupakan gunung api strato aktif dengan ketinggian 1.784 meter di atas permukaan laut, terletak di Pulau Siau, Kabupaten Sitaro. Erupsi terakhir terjadi pada 5 September 2023, ketika material lava meluncur ke Kali Batuawang sejauh 1.000 meter dari puncak.
PVMBG memberikan sejumlah rekomendasi keselamatan kepada masyarakat sekitar Gunung Karangetang, antara lain tidak beraktivitas dalam radius 1,5 km dari Kawah Utara dan Kawah Selatan. Tidak beraktivitas dalam radius 2,5 km di sektor barat daya dan selatan dari Kawah Selatan.
Mewaspadai potensi awan panas, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak gunung, terutama Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar dan Besuk Sat.
Masyarakat juga diminta untuk tidak terpancing isu atau informasi tidak benar, dan hanya mengikuti imbauan resmi PVMBG serta Badan Geologi Kementerian ESDM.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid menegaskan pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap peningkatan aktivitas Gunung Karangetang.
“Evaluasi tingkat aktivitas akan dilakukan secara berkala atau jika terjadi perubahan yang signifikan,” ujarnya dikutip dari Badan Geologi, Jumat (10/10/2025).
Editor: Donald Karouw