BPBD Minahasa Tenggara Minta Warga Pesisir di 3 Kecamatan Waspadai Abrasi

MINAHASA TENGGARA, iNews.id - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Minahasa Tenggara Sulawesi Utara, meminta warga masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir agar mewaspadai ancaman terjadinya abrasi. Ada tiga kecamatan masuk daerah rawan.

"Kami minta warga mewaspadai abrasi sebab ada tiga kecamatan yang berada di wilayah pesisir pantai dan hunian warga kebanyakan berada di area rawan untuk terjadinya abrasi," kata Kepala BPBD Kabupaten Minahasa Tenggara Johny Kolinug di Ratahan,  Rabu (29/6/2022).

Baca Juga

Laporan Dana Parpol Diserahkan ke BPK, Ini Harapan Kesbangpol Minahasa Tenggara 

Ia mengungkapkan, tiga kecamatan tersebut yakni Belang, Ratatotok, dan Pusomaen dengan sebagian rumah warga berada di kawasan pesisir pantai.

"Kami terus mengimbau kepada pemerintah kecamatan dan desa agar masyarakat selalu mewaspadai keberadaan cuaca ekstrim," katanya.

Baca Juga

Antisipasi Kenakalan Remaja, Ini Permintaan Kapolres Minahasa Tenggara

BPBD juga akan terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), untuk mengantisipasi terjadinya gelombang pasang yang berpotensi terjadinya abrasi.

"Pemkab Minahasa Tenggara khususnya BPBD selalu berkoordinasi dengan pihak BMKG agar supaya mendapatkan informasi terkait keadaan cuaca setiap saat," ujarnya.

Baca Juga

Distan Minahasa Tenggara Pastikan Belum Ada Hewan Ternak Terpapar PMK tapi Waspada

Johny menjelaskan, lokasi yang masuk rawan abrasi di tiga wilayah kecamatan ini telah dibangun tanggul pemecah ombak untuk mengantisipasi terjadi gelombang pasang.

Baca Juga

Pemkab Minahasa Tenggara Tutup Kantor Koperasi Tak Berizin

"Tahun sebelumnya pernah terjadi abrasi di wilayah pesisir pantai Kecamatan Belang dan sudah dibangun tanggul pemecah ombak. Begitu juga yang ada di daerah Kecamatan Pusomaen," jelasnya.

Tanggul pemecah ombak atau gelombang dibangun sebagai bentuk perlindungan kawasan pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan di belakang bangunan, tambah dia.

Editor: Cahya Sumirat