Ditegur Prabowo, Fadli Zon Unggah Video Musikalisasi Puisi Chairil Anwar 

JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menegur anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon. Hal itu terjadi usai Fadli Zon mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menjajal Sirkuit Mandalika namun tidak berkunjung ke lokasi bencana banjir di Sintang, Kalimantan Barat.

Teguran dari Prabowo Subianto ke Fadli Zon tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Umum sekaligus Juru Bicara Partai Gerindra Habiburokhman, Senin (15/11/2021).

Baca Juga

BPS: Buruh Dominasi Penduduk Bekerja di Sulut

Pasca mendapatkan teguran tersebut, Fadli Zon diketahui mengunggah video musikalisasi puisi berjudul Doa karya Chairil Anwar oleh Jodhy Yudoyono dalam kegiatan Tadarus Puisi Ramadhan di Hari Pancasila beberapa waktu lalu.

Video tersebut diunggah oleh Fadli Zon pada Senin (15/11/2021) pada akun YouTube Fadli Zon Official. MNC Portal Indonesia berupaya menghubungi Fadli Zon untuk meminta tanggapan terkait teguran dari Prabowo Subianto namun tidak direspons.

Baca Juga

Pasien Covid-19 Sembuh di Sulut Capai 96,89 Persen 

Sedangkan akun Twitter @fadlizon tampak tidak mengunggah apapun sejak 13 November 2021. Kegiatan Twitternya terakhir me-retweet akun bernama Zara terkait teroris menanam kurma dan mengomentari artikel terkait gundulnya hutan di Papua dari citra satelit NASA.

Kawan dari Fadli Zon yang dahulunya merupakan Mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah kembali menegaskan dukungannya kembali kepada Fadli Zon dalam akun Twitter @Fahrihamzah pada 15 November 2021.

Baca Juga

UMP Sulut 2022 Tidak Naik, Tetap Rp3,3 Juta

"Saya katakan bahwa wakil rakyat adalah petugas rakyat bukan perugas partai. Ini sesuai dengan konsep #DaulatRakyat versus daulat partai atau daulat tuanku. Ini negara demokrasi bukan negara otoriter," cuit Fahri Hamzah.

Berikut puisi Doa yang musikalisasinya diunggah Fadli Zon:

Kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh

Cahaya Mu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku
Aku hilang bentuk remuk

Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
Di pintu Mu aku bisa mengetuk

Aku tidak bisa berpaling.

Editor: Cahya Sumirat