Kaleidoskop 2021: Kisah Viral Bintara Polda Sulut hingga Jenderal TNI Menyurat ke Kapolri

MANADO, iNews.id - Kaleidoskop 2021 kali ini membahas sejumlah kejadian yang viral di wilayah Sulawesi Utara. Khususnya terkait dinamika TNI dan Polri yang menyita perhatian publik.
Peristiwa pertama yang menggemparkan warga Sulut yakni video curahan hati orang tua dari salah satu siswa calon Bintara Polri 2021 di Polres Minahasa Selatan jajaran Polda Sulut pada Juli silam. Nama sang anak Rafael Malalangi yang mengikuti tes dan dinyatakan lulus saat pengumuman live streaming tiba-tiba terganti dengan siswa lain.
Orang tuanya lalu mengunggah video meminta keadilan dan bantuan Presiden Joko Widodo serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Mereka juga dibantu anggota DPR dapil Sulut Brigitta Hillary Lasut.
Pada akhirnya, Rafael Malalangi bisa bernapas lega. Dia tetap akan mengikuti pendidikan Bintara Polri yang telah disetujui Kapolri. Rafael Malalangi masuk dalam kuota gelombang kedua dan akan ikut pendidikan pada awal tahun 2022.
"Pengajuan disetujui Kapolri. Calon siswa Bintara Rafael Malalangi dimasukkan ke dalam gelombang kedua untuk pendidikan Bintara Polri tahun 2022 yang akan datang," ujar Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pold Jules Abast saat konferensi pers di Mapolda Sulut, Jumat (30/7/2021).
Mendengar kabar baik yang disampaikan Polda Sulut atas keputusan Kapolri, keluarga dan juga Rafael Malalangi mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Mereka berterima kasih kepada Kapolri dan Kapolda Sulut beserta seluruh jajaran kepolisian.
Selain itu, Abast menjelaskan Polda Sulut juga meminta penjelasan kepada Rafael dan keluarganya terkait video viral tersebut.
Orang tua Rafael, Kenly Malalangi mengakui dan meminta maaf atas beredarnya video viral di medsos tersebut.
"Kami sebagai orang tua dari Rafael Malalangi meminta maaf sebesar-besarnya kepada Kapolri dan Kapolda Sulut," ujar Kenly.
Sementara itu, anggota DPR Hillary Lasut setelah mendengar kabar baik ini juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Kapolri dan Kapolda Sulut sudah bisa mengambil langkah yang bijaksana untuk mengakomodir Rafael Malalangi menjadi calon siswa Bintara Polri 2022.
Peristiwa kedua yakni kejadian viral surat tulisan tangan jenderal TNI bintang satu dari Kodam XIII Merdeka kepada Kapolri pada September silam. Surat ini berisi pembelaan sang jenderal terkait pemanggilan Bintara Pembina Desa (Babinsa) Serma Zet Bengke yang bertugas di Koramil 1309-03/WSM ke Polresta Manado.
Jenderal putra Kawanua ini bernama Brigjen TNI Junior Tumilaar yang menjabat sebagai Inspektur Kodam (Irdam) XIII Merdeka. Dia juga menembuskan suratnya kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, KSAD Jenderal Andika Perkasa, Pangdam XIII Merdeka Wanti Waranei Frangky Mamahit, James Tuwo (kuasa hukum Ari Tahiru dan Edwin Lomban) dan anggota DPR dapil Sulut Brigita H Lasut.
“Saya menulis surat terbuka ini karena panggilan hati nurani. Saya tentara rakyat. Saya wajib melindungi rakyat yang tertindas,” kata Brigjen Tumilaar, Senin (20/9/2021).
Usai kejadian tersebut, Brigjen Tumilaar ditarik ke Mabes TNI dan menjadi staf khusus KSAD selama dalam proses penanganan kasusnya yang diduga melanggar kode etik di Puspomad TNI AD.
Editor: Donald Karouw