get app
inews
Aa Text
Read Next : Kesan Presiden Afsel Usai Santap Kuliner Khas Nusantara Sulut hingga Kalsel di Istana

Kisah Raja Restoran Hotpot Berharta Rp83 Triliun, Dulunya hanya Tukang Las

Selasa, 08 Maret 2022 - 13:54:00 WITA
Kisah Raja Restoran Hotpot Berharta Rp83 Triliun, Dulunya hanya Tukang Las
Zhang Yong, raja restoran hotpot berharta Rp83 triliun, dulunya tukang las tak tamat SMA. Foto: Forbes

SINGAPURA, iNews.id - Pendiri jaringan restoran hotpot Haidilao, Zhang Yong, merupakan orang terkaya ke-4 di Singapura pada tahun lalu, dengan kekayaan tercatat sebesar Rp5,8 miliar atau Rp83,5 triliun. Sebelum sukses, dia pernah menjadi tukang las

Untuk mencapai posisinya saat ini, miliarder berusia 51 tahun yang dijuluki raja restoran hotpot itu mendapatkannya dengan kerja keras. Dia yang tak tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) bukan orang kaya.  

Karena tak tamat SMA, Zhang hanya bekerja sebagai tukang las di pabrik traktor. Setelah enam tahun bekerja, dia memutuskan berhenti lantaran bosnya menolak keinginannya untuk mendapatkan apartemen perusahaan. 

Berhenti menjadi tukang las, Zhang memutuskan terjun ke bisnis kuliner. Hal tersebut dilatarbelakangi pengalamannya yang kurang menyenangkan saat makan di salah satu restoran hotpot untuk pertama kalinya saat usianya 19 tahun.  

Miliarder kelahiran Sichuan, China itu menilai makanan yang disajikan di bawah standar dan pelayanannya juga buruk. Dari sana, dia belajar bahwa layanan pelanggan sangat penting dalam menjalankan bisnis, terutama kuliner. 

Akhirnya pada 1994, dia membuka restoran hotpot pertamanya. Meski tidak memiliki modal, kemampuan memasak atau keahlian dalam menyiapkan hotpot tradisional Sichuan, namun dia memiliki visi menawarkan pengalaman restoran yang berkesan kepada pelanggannya. 

Zhang mendirikan Haidilao bersama kekasihnya Shu Ping yang kini menjadi istrinya, serta dua orang teman. Mereka membuka restoran dengan empat meja di rumahnya di Jianyang, Sichuan. 

"Saya tidak punya uang, jadi yang lain adalah investor, meskipun seluruh investasi kurang dari 10.000 yuan. Meskipun saya tidak berkontribusi banyak dalam modal uang di awal, saya mengambil posisi sebagai manajer umum dan berjanji kepada yang lain bahwa aset kami akan tumbuh menjadi 150.000 yuan dalam lima tahun," kata dia, dikutip dari NextShark, Selasa (8/3/2022).

Dalam beberapa bulan, bisnis hotpot empat mejanya sukses dan mengalahkan semua bisnis hotpot lainnya di Jianyang. Mereka pun mempercantik restoran, memperbaiki dekorasi, dan melengkapi ruangan dengan AC. Pada 1998, Zhang membuka toko kedua. 

Namun pada 2018, Zhang memutuskan menjadi warga negara Singapura yang dinaturalisasi. Pada akhir 2018, Haidilao telah berkembang ke 466 lokasi di lebih dari 100 kota di China daratan, Hong Kong, Taiwan, Singapura, Korea Selatan, Jepang, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat (AS). 

Pada 2019, Haidilao tumbuh hampir 600 cabang di 10 negara. Restorannya di Beijing bahkan mulai menggunakan lengan robot untuk menyiapkan dan mengirimkan hidangan yang dipesan melalui iPad. 

Mengutip Forbes, Zhang pada pekan lalu memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai CEO Haidilao International Holding. Perusahaan merombak operasiya dan memangkas jaringan restorannya. Dia digantikan oleh Yang Lijuan yang sebelumnya menjabat sebagai wakil CEO dan COO perusahaan. 

Perubahan manajemen terjadi saat rantai restoran menghadapi masa sulit. Haidilao memperkirakan mengalami kerugian antara 3,8 hingga 4,5 miliar yuan pada 2021, dibandingkan dengan laba bersih 310 juta yuan tahun sebelumnya. 

Penurunan ini imbas dari penutupan lebih dari 300 restorannya pada tahun lalu. Sementara saham Haidilao telah jatuh lebih dari 70 persen selama 12 bulan terakhir.

Awalnya tidak terpengaruh oleh pandemi, perusahaan terus membuka toko baru dan berkembang pesat. Ini mengoperasikan hampir 1.600 restoran pada Juni 2021 lalu, termasuk 1.491 di daratan Cina dan 106 di Hong Kong, Makau, dan di tempat lain.

Tetapi dengan melonjaknya biaya dan turunnya tingkat turnover, Haidilao memutuskan menangguhkan atau menutup toko dengan jumlah pelanggan yang relatif rendah dan tidak menguntungkan pada November lalu. Perusahaan juga berjanji untuk memperlambat ekspansi tepat waktu. 

Editor: Cahya Sumirat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut