get app
inews
Aa Text
Read Next : Inflasi di Papua Stabil, Pj Gubernur Agus Fatoni Pastikan Harga dan Stok Beras Aman

Konglomerat AS Sebut Inflasi Akan Berlanjut Bertahun-tahun, Investor Diingatkan Membiasakan Diri

Minggu, 17 Juli 2022 - 14:17:00 WITA
Konglomerat AS Sebut Inflasi Akan Berlanjut Bertahun-tahun, Investor Diingatkan Membiasakan Diri
Taipan ini sebut inflasi akan terjadi bertahun-tahun dan Bitcoin mungkin tak bernilai. (Foto: Istimewa)

NEW YOR, iNews.id - Konglomerat Amerika Serikat (AS), Thomas Peterffy mengingatkan agar investor perlu membiasakan diri dengan inflasi. Saat ini, AS mencatat inflasi Juni sebesar 9,1 persen, yang merupakan tertinggi dalam empat dekade. 

"Saya percaya tekanan inflasi akan berlanjut selama bertahun-tahun, bukan berbulan-bulan. Ini bukan masalah jangka pendek," kata dia, dikutip dari Forbes, Minggu (17/7/2022). 

Menurut pendiri dan ketua platform perdagangan online Interactive Brokers yang memiliki kekayaan sebesar 18,1 miliar dolar AS ini, ada beberapa alasan mengapa inflasi tetap ada, yakni pengeluaran AS yang mengalami defisit kronis selama beberapa dekade, gangguan rantai pasokan yang berkelanjutan, kekurangan pekerja terampil dan otomatisasi yang meningkat.

Selain itu, persayaratan LST (lingkungan, sosial, dan tata kelola) yang dipaksakan oleh perusahaan dengan menaikkan biaya produksi, serta secara paradoks kenaikan suku bunga untuk mengekang inflasi.

"Ketika The Fed menaikkan suku bunga, itu meningkatkan jumlah yang harus dibayar negara untuk membayar utangnya. Ini adalah lingkaran setan yang pada akhirnya akan mengakibatkan meledaknya utang," ujar Peterffy.

Mayoritas trader mengharapkan Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan setidaknya 75 basis poin, atau bahkan 1 persen pada akhir bulan ini. Adapun kenaikan suku bunga 0,75 persen bulan lalu itu merupakan yang terbesar dalam 28 tahun. 

Namun Peterffy tidak berharap untuk melihat pengulangan pada 1980-an, di mana Ketua Federal Reserve saat itu, Paul Volcker mengerek suku bunga menjadi dua digit, mendorong resesi yang menghancurkan tetapi menekan inflasi.

"Saya tidak percaya The Fed akan menindaklanjuti janjinya 'melakukan apa yang diperlukan' (untuk menurunkan inflasi), karena mereka takut menghancurkan ekonomi dan masalah utang yang meledak," ucapnya. 

Sebaliknya, menurut Peterffy, The Fed akan membatasi suku bunga acuan sekitar 4 persen dan sebagai hasilnya, inflasi akan berkisar sekitar 6 persen dalam beberapa tahun ke depan

"Akan ada stagflasi untuk sementara waktu," prediksi Peterffy.

Terlepas dari prediksi suramnya, dia mengharapkan pasar ekuitas AS mencapai titik terendah segera setelah jatuh. Dia menyarankan S&P 500 bisa turun ke level 3.000 sekitar Oktober — penurunan 21 persen dari nilainya saat ini sekitar 3.800. Indeks S&P 500 telah merosot lebih dari 20 persen dari rekor tertinggi November 2022 lalu.

"Akhirnya kenaikan harga akan mengejar saham dan sebagai hasilnya, saham akan memasuki periode pasar bullish yang panjang, yang didorong oleh inflasi," ujarnya.

Dia menambahkan, "Ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan penelitian dan mengumpulkan saham perusahaan. Investor harus menargetkan perusahaan yang berinvestasi dalam daya saing selama kondisi ini dan mendapatkan pangsa pasar."

Pada Januari lalu, Peterffy mengatakan, investor harus mempertimbangkan untuk memegang 2 hingga 3 persen dari kekayaan mereka dalam mata uang kripto untuk melakukan lindung nilai terhadap mata uang fiat dari kehancuran. Namun sekarang, setelah penurunan pasar dan krisis likuiditas yang mengguncang industri kripto, Peterffy justru merasa kurang percaya diri.

"Saya pikir kemungkinannya sangat tinggi bahwa (Bitcoin) akan menjadi tidak berharga atau dilarang," ucapnya.

Dia percaya pemerintah AS dapat berusaha untuk melarang kripto di tengah kekhawatiran tentang aset digital yang digunakan untuk menyediakan pembiayaan dalam kegiatan ilegal, serta ketidakmampuan Departemen Keuangan AS untuk mengendalikan atau melacak pembayaran dan mengumpulkan pajak.

Namun bukan berarti Peterffy telah menghapus aset digital miliknya. Dia masih percaya ada kemungkinan Bitcoin akan menjadi sangat berharga. Itu sebabnya dia masih memegang beberapa Bitcoin dan berencana untuk membeli lebih banyak jika hargnya jatuh ke 12.000 dolar AS. Bitcoin saat ini diperdagangkan sekitar 20.000 dolar AS terhadap dolar AS.

Editor: Cahya Sumirat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut