get app
inews
Aa Text
Read Next : Sorong Ricuh, Polisi Tembakkan Gas Air Mata untuk Bubarkan Massa

Lacak asal Anoa dan Babi Rusa Dijual di Pasar Tradisional, BKSDA Sulut Patroli Perbatasan

Rabu, 09 November 2022 - 07:50:00 WITA
Lacak asal Anoa dan Babi Rusa Dijual di Pasar Tradisional, BKSDA Sulut Patroli Perbatasan
Anoa, satwa endemik Sulawesi saat ini ditangkarkan untuk mencegah kepunahan. (Foto: Antara)

MANADO, iNews.id - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara (Sulut) melacak asal satwa endemik Anoa dan Babi Rusa yang dijual di pasar tradisional. Patroli perbatasan pun tetap dilakukan untuk mengantisipasi penjualan satwa endemik tersebut. 

"Berdasarkan survei dan penelitian, kami masih temukan satwa endemik seperti Anoa dan Babi Rusa dijual di pasar tradisional," kata Kepala BKSDA Sulut Askhari Dg Masikki di Manado, Selasa (8/11/2022).

Menurut dia, belum diketahui pasti apakah kedua satwa endemik yang ditemukan di pasar tersebut berasal dari wilayah Sulut atau luar Sulut.

Apalagi, menurut dia, sebagian besar konsumsi daging satwa liar yang masuk ke daerah ini berasal dari luar Sulut.

"Daging satwa liar yang masuk ke sini berasal dari Kendari (Sulawesi Tenggara), Palu (Sulawesi Tengah), dan Sulawesi Selatan," katanya.

Dia mencontohkan belum lama ini BKSDA bersama tim terkait menurunkan tim patroli untuk menjaga jalur jalan perbatasan yang masuk wilayah Sulut.

BKSDA kemudian menemukan potongan-potongan daging satwa liar yang sudah mati, antara lain kelelawar, ular piton, dan babi rusa, yang jumlahnya sekitar empat ton.

"Kasus babi rusa sementara kami proses hukum karena termasuk satwa dilindungi, kami sementara mencari tahu asal dari satwa liar dilindungi tersebut," ujarnya.

BKSDA Sulut terus melakukan edukasi kepada masyarakat agar tidak mengonsumsi satwa liar, sekaligus juga secara permanen pasokan daging satwa liar dari luar dihentikan.

"BKSDA, karantina serta aparat akan melakukan penegakan hukum apabila kasus seperti itu ditemukan," katanya.

Menurut dia, dari sisi karantina ternyata daging diangkut dari luar tidak memiliki surat keterangan kesehatan hewan, kemudian dikembalikan ke daerah asal.

"Berpotensi penyakit zoonosis. Ini diedukasi kepada masyarakat. Memang kita belum ada indikasi zoonosis, tetapi berpotensi tinggi," ujarnya.

Editor: Cahya Sumirat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut