get app
inews
Aa Text
Read Next : Eksekusi Rumah Adat Tongkonan di Tana Toraja Ricuh, Belasan Orang Luka

Pengunjuk Rasa Kena Gas Air Mata dan Meriam Air,  8 Orang Tewas 

Jumat, 01 Juli 2022 - 16:15:00 WITA
Pengunjuk Rasa Kena Gas Air Mata dan Meriam Air,  8 Orang Tewas 
Warga Sudan menggelar aksi protes pengambilalihan militer di negara itu. (Foto: Reuters)

KHARTOUM, iNews.id - Unjuk rasa menentang kepemimpinan militer yang merebut kekuasaan delapan bulan lalu berakhir tragis. Sebanyak delapan orang demonstran tewas.

Bahkan petugas  menembakkan gas air mata dan meriam air ke arah demonstran. Aksi unjuk rasa digelar pada Kamis (30/6/2022). Massa tampak makin bertambah pada sore jari dan berbaris menuju istana presiden.

Diperkirakan, kerumunan massa di Khartoum, Omdurman dan Bahri kemarin  setidaknya mencapai puluhan ribu. Ini merupakan aksi unjuk rasa dengan jumlah massa terbesar selama berbulan-bulan. 

Di Omdurman, saksi mata melaporkan pasukan keamanan gas air mata dan tembakan untuk mencegah pengunjuk rasa menyeberang ke Khartoum. Namun tetap ada massa yang berhasil menyeberang.

Protes di ibu kota dan kota-kota lain menandai ulang tahun ketiga demonstrasi besar-besaran selama pemberontakan yang menggulingkan penguasa otokratis lama Omar al-Bashir. Penggulingan itu juga menyebabkan pengaturan pembagian kekuasaan antara kelompok sipil dan militer.

Oktober lalu, militer yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan menggulingkan pemerintah transisi. Hal itu memicu unjuk rasa menuntut tentara mundur dari politik.

Beberapa pengunjuk rasa Kamis membawa spanduk menyerukan keadilan bagi mereka yang tewas dalam demonstrasi sebelumnya. Yang lain meneriakkan, agar Burhan kembali ke barak. 

"Burhan! Burhan! Kembali ke Barak dan serahkan kompi Anda," teriak demonstran. 

30 Juni juga menandai hari Bashir mengambil alih kekuasaan dalam kudeta pada tahun 1989.

"Entah kita pergi ke istana presiden dan menuntut al-Burhan mundur atau kita tidak akan kembali ke rumah," kata seorang mahasiswi berusia 21 tahun yang memprotes di Bahri.

Ini merupakan kali pertama dalam beberapa bulan protes setelah internet dan layanan telepon telah diputus. Setelah pengambilalihan militer, pemadaman internet diperpanjang untuk melemahkan gerakan protes.

Staf di dua perusahaan telekomunikasi sektor swasta Sudan, yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, pihak berwenang telah memerintahkan mereka untuk menutup internet sekali lagi pada Kamis.

Editor: Cahya Sumirat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut