Prihatin Musibah Abrasi di Pesisir Amurang, Kapolda Sulut Temui Warga Terdampak Bencana 

MINSEL, iNews.id – Kapolda Sulawesi Utara Irjen Pol Mulyatno merasa prihatin dengan musibah bencana abrasi di Minahasa Selatan (Minsel). Didampingi Ketua Bhayangkari Sulut Ny Mila Mulyatno dan sejumlah PJU Polda Sulut, Kapolda memberikan bantuan sosial berupa sembako dua mobil box kepada warga terdampak bencana sekaligus meninjau lokasi bencana abrasi pantai di pesisir Amurang, Kamis (16/6/2022).

“Kami turut prihatin atas bencana abrasi pantai yang terjadi di Amurang ini. Ini sebagai bentuk simpati dan empati kami kepada warga terdampak bencana. Kedatangan kami ini untuk memberikan bantuan sosial langsung kepada warga,” ujar Irjen Pol Mulyatno, didampingi Forkopimda setempat.

Baca Juga

Viral Jembatan di Amurang Minahasa Selatan Amblas

Ia juga menegaskan, kepolisian masih akan terus mengamankan lokasi bencana ini karena dianggap masih rawan.

“Ini masih berpotensi berbahaya, kita belum tahu apakah abrasi masih terjadi atau tidak dan itu harus kita jaga terus sampai ada penanganan selanjutnya secara komprehensif dari Pemda dan stakeholder terkait,” ujar Irjen Pol Mulyatno.

Baca Juga

Pemakaman Korban Perkelahian Antarkelompok di Minahasa Selatan Dijaga Ketat Polisi, Ini Alasannya

Kepada warga yang tertimpa musibah, Kapolda menyampaikan agar tetap semangat dan bersabar dalam menghadapi ujian.

Baca Juga

1 Warga Tewas akibat Perkelahian Antarkelompok di Minahasa Selatan

“Tetap sabar dan tentunya harus berhati-hati dan waspada. Kita juga menggunggah saudara-saudara kita lainnya untuk membantu warga yang tertimpa musibah,” katanya.

Update terakhir, sebanyak 33 rumah amblas ke laut, dan 33 Kepala Keluarga atau kurang lebih 210 jiwa harus mengungsi di dua okasi, yaitu Aula Gereja GMIM Centrum dan Aula Kantor Kelurahan Lewet Kecamatan Amurang.

Selain itu, musibah yang terjadi pada Rabu (15/6/2022) siang itu juga melenyapkan Jembatan Boulevard I’m Amurang, bangunan I’Am Amurang, toilet umum, bangunan rest area, dua buah cafe dan tiga buah cottage.

Editor: Cahya Sumirat