Resmi Dilantik Jadi Kapolri, Ini PR Jenderal Listyo Sigit Prabowo
JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri yang baru di Istana Negara, Rabu (27/1/2021) pagi. Dengan pelantikan ini, Listyo resmi menjandang pangkat jenderal bintang empat menggantikan Jenderal Idham Azis yang memasuki pensiun.
"Demi Tuhan Yang Maha Esa, saya menyatakan bersungguh-sungguh bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara. Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan kerja dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh rasa tanggung jawab. Bahwa saya akan menjunjung tinggi Tribrata," kata Jokowi saat membacakan sumpah jabatan yang diikuti Listyo.
Setelah dilantik, sejumlah pekerjaan rumah (PR) menanti Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
"Selamat datang Pak Kapolri. Kedatanganmu sudah disambut karpet merah sejumlah PR (pekerjaan rumah)," ujar Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Manajer Nasution, Rabu (27/1/2021).
Sejumlah PR itu antara lain menuntaskan reformasi di tubuh kepolisian dengan mengacu pada mandat konstitusionalnya, serta tujuan dan batasan yang diatur undang-undang, khususnya UU Nomor 2 tahun 2002 tentang Polri.
Selain itu, membangun soliditas Korps Bhayangkara. Hal ini perlu dilakukan guna memupus potensi resistensi di internal polri. Pasalnya, Listyo nantinya dihadapkan dengan resistensi jenderal-jenderal yang lebih senior saat menjadi orang nomor satu di Polri.
"Dia harus bisa mengatasi potensi resistensi para senior yang (merasa) dilompati dan mengakomodasi berbagai kepentingan di internal Polri," ucapnya.
PR lain, terjadinya surplus perwira tinggai (Pati) dan Kombes di tubuh Polri. Maka, Kapolri harus mampu menata ulang struktur di internal Polri agar lebih seimbang. Menurutnya, Polri tak bisa lagi hanya menebar anggotanya untuk berkarier di luar institusi polri. Apalagi di tengah kritik terhadap Polri yang banyak menduduki jabatan publik dan posisi strategis di luar tubuh polri.
"Mensterilkan polri dari tarikan dan kepentingan politik. Listyo harus bisa menunjukkan kepada publik bahwa polri profesional dan independen, meski ia memiliki kedekatan dengan Presiden Jokowi," katanya.
Di sisi lain lanjut Manajer, Listyo juga harus memastikan dia mampu mengembalikan Polri kepada khittahnya, yakni mengayomi dan melindungi masyarakat tanpa kecuali.
Di samping itu, Kapolri juga harus merespons semakin berkembang dan inovatifnya teknologi informasi komunikasi. Kepolisian harus makin siap dengan revolusi 4.0 yang membuat ragam kejahatan jadi lebih modern karena didukung teknologi.
Hal lainnya, kata Manajer, Sigit harus memberikan solusi yang konkret terhadap permasalahan yang dinilai mendasar di tubuh polri seperti represivitas aparat, penyiksaan, extrajudicial killing, penempatan anggota Polri pada jabatan di luar organisasi Polri, kontrol pertanggungjawaban etik, korupsi di tubuh polri, penghalangan bantuan hukum, dan krisis keteladanan dalam pola hidup sederhana di kalangan petinggi Kepolisian.
"Jika masalah-masalah ini tidak dievaluasi dan dicarikan solusinya maka sulit untuk menghadirkan keyakinan publik bahwa kita memiliki Kepolisian yang profesional, modern, demokratis, terpercaya dan dicintai di bawah kepemimpinan Listyo," katanya.
Editor: Donald Karouw