TikTok Pastikan Masih Rekrut Karyawan Baru saat Meta dan Twitter PHK Karyawan

NEW YORK, iNews.id - CEO TikTok Shou Zi Chew mengonfirmasi perusahaannya masih melakukan perekrutan karyawan. Hal itu disampaikan dalam konferensi Bloomberg New Economy Forum di Singapura pada pekan lalu.
Dia menyampaikan itu sebagai respons terkait PHK di perusahaan teknologi lain, di antaranya Meta, Twitter, dan Amazon.
"Kami selalu lebih berhati-hati dalam hal perekrutan. Pada tahap pertumbuhan kami ini, saya pikir kecepatan kami, irama kami, perekrutan tepat untuk kami," kata Chew di konferensi tersebut, dikutip dari CNN Business, Selasa (22/11/2022).
Rencana TikTok terus membuka lowongan kerja tentu menjadi kabar baik di saat sejumlah perusahaan di Silicon Valley, seperti Meta dan Twitter melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.
Seorang sumber mengungkapkan, aplikasi video pendek ini berkomitmen untuk mempekerjakan hampir 1.000 teknisi di kantornya di Mountain View. Target perekrutan khusus terkait dengan tujuan perusahaan untuk memastikan data pengguna di Amerika Serikat (AS) diawasi oleh tim di sana, di tengah pengawasan AS karena hubungan perusahaan induknya, ByteDance dengan China.
Sementara itu, Meta sebelumnya menyatakan telah memangkas 11.000 pekerja di seluruh perusahaan, Twitter memecat sekitar setengah karyawan di bawah pemilik baru Elon Musk, dan Amazon sudah mulai melakukan PHK.
Pemimpin saat ini dan sebelumnya dari perusahaan-perusahaan tersebut mengatakan mereka berkembang terlalu cepat, terutama selama pandemi Covid-19 karena konsumen beralih ke online.
Namun sekarang perusahaan teknologi tersebut menghadapi pukulan dalam permintaan dan memangkas ribuan pekerja karena kondisi ekonomi menurun dan meningkatnya ketakutan terhadap resesi.
Pergeseran dalam lanskap perekrutan di Silicon Valley dapat membantu TikTok menenangkan kritik dan memperkuat posisinya di AS. Selain itu, juga untuk memperluas ke kategori produk baru.
Situs web portal karier TikTok saat ini mencantumkan lebih dari 4.000 posisi global, meskipun tidak jelas seberapa sering situs perekrutan diperbarui.
Pada Oktober lalu, ketika beberapa perusahaan menghentikan perekrutan dan memangkas biaya lainnya, TikTok menjadi berita utama karena mencantumkan sejumlah lowongan untuk posisi baru terkait e-commerce yang mengindikasikan ingin menciptakan jaringan logistik dan pergudangan di AS.
"Kami masih merekrut, dengan kecepatan yang menurut kami sesuai dengan tantangan global yang kami hadapi," ujar Chew.
Editor: Cahya Sumirat