LONDON, iNews.id - Nasib lebih dari 1.000 anak korban pelecehan seksual sejak 1989 di Kota Telford, Inggris memprihatinkan. Hasil penyelidikan independen menunjukkan polisi dan pemerintah setempat gagal mengusut para pelaku bahkan korban justru yang disalahkan.
Penyelidikan itu diluncurkan setelah investigasi oleh surat kabar Sunday Mirror pada 2018 menemukan adanya laporan tentang eksploitasi seksual yang berasal dari dekade 1980-an.
Tim pencari fakta pun telah mengonfirmasi laporan-laporan tersebut. Mereka menemukan, fenomena pelecehan itu dibiarkan terus berlanjut. Ironinya, anak-anak yang jadi korban justru menjadi pihak yang disalahkan, bukan para pelakunya.
Para guru dan pekerja muda di kota itu juga kehilangan semangat untuk melaporkan peristiwa pelecehan seksual terhadap anak-anak. Sementara polisi di sana memiliki kekhawatiran bahwa jika mereka menyelidiki beberapa pria Asia yang melakukan pelecehan tersebut, hal itu akan mengobarkan ketegangan rasial.
“Anak-anak yang tak terhitung jumlahnya diserang secara seksual dan diperkosa. Mereka sengaja dipermalukan dan direndahkan. Mereka digilir dan diperdagangkan,” kata Tom Crowther, yang memimpin investigasi itu, seperti dikutip Reuters, Rabu (13/7/2022).
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait