MANADO - iNews.id - Sebanyak 20 organisasi perempuan dan anak di Sulawesi Utara (Sulut) mendesak agar James Arthur Kojongian (JAK) mundur sebagai wakil rakyat. Aktivis perempuan dan anak yang tergabung dalam Gerakan Perempuan Sulut (GPS) lawan kekerasan terhadap perempuan dan anak menilai kondisi ini sangat menyakiti perasaan perempuan.
Pasalnya tragedi kekerasan terhadap perempuan di Tomohon yang terjadi Minggu (24/1/2021) di jalan raya Tumatangtang, Kota Tomohon sangat memalukan. Video itu beredar luas di jagat maya melalui rekaman video amatir di media online, televisi dan berbagai media sosial lainnya
Menurut Ketua Yayasan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (YAPPA) Sulut, Joice Worotikan, GPS berpendapat peristiwa ini sungguh sangat memalukan dan mencoreng citra lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di Sulut. Pasalnya, peristiwa itu terjadi di ranah publik dan melibatkan James Arthur Kojongian sebagai pimpinan, Wakil Ketua DPRD Sulut.
"Perbuatan JAK sebagai pejabat di lembaga terhormat, seharusnya menjadi panutan perilaku moral dan beretika. Kejadian ini telah menambah daftar panjang kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Sulut," kata Joice.
Joice mengatakan, desakan itu telah mereka sampaikan kepada Badan Kehormatan DPRD Sulut, akhir pekan lalu, Sabtu (30/1/2021). Joice turut didampingi Ketua LPA Sulut Jull Takaliuang, Swara Parangpuan Sulut, Vivi George, Ketua PERUATI Suluttenggo – Ruth Ketsia dan Ketua Terung Lumimuut Sulut Marhaeni Mawuntu.
Menurut Joice, kejadian ini telah melahirkan beragam persepsi negatif terkait konstruksi sosial-budaya terhadap posisi perempuan dalam tatanan keluarga dan bermasyarakat.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait