Presiden Filipina Rodrigo Duterte memerintahkan pasukan militer dan polisi untuk membunuh dan menghabisi pemberontak komunis di negara tersebut. (Foto: Reuters).

Ketika Duterte mencalonkan diri sebagai presiden pada 2016, dia berjanji mengakhiri penyerangan melalui pembicaraan damai. Namun, setelah menjabat, dia memerintahkan pembicaraan langsung dengan pemberontak komunis dan mengerahkan pertempuran bersenjata.

Menyusul bentrokan sengit antara aparat dan pemberontak komunis pada 2017, Duterte membatalkan proses perdamaian dan kemudian menandatangani deklarasi yang menyebut para pejuang komunis sebagai ‘teroris’.


Editor : Cahya Sumirat

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network