Dwikorita mengatakan bentuk kontribusi yang dapat dilakukan dapat dimulai dari hal-hal yang terlihat gampang dan sepele, mulai dari tidak membuang sampah sembarangan, menerapkan Reduce, Reuse, Recycle (3R), menanam tanaman atau pohon, berjalan kaki, bersepeda, atau gunakan transportasi umum, dan hemat energi.
"Khusus sampah, dampaknya sangat besar karena memberikan kontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca dalam bentuk emisi metana (CH4) dan karbondioksida (CO2). Karenanya, meskipun terlihat sepele, namun langkah kongkrit itu berkontribusi besar dalam menahan laju perubahan iklim," imbuhnya.
BMKG mencatat secara keseluruhan tahun 2016 merupakan tahun terpanas untuk Indonesia, dengan nilai anomali sebesar 0,8 derajat Celsius sepanjang periode pengamatan 1981 hingga 2020.
Tahun 2020 menempati urutan kedua tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0,7 derajat Celsius, dengan tahun 2019 berada di peringkat ketiga dengan nilai anomali sebesar 0,6 derajat Celcius.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait