Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken. (Foto: Reuters)

WASHINGTON DC, iNews.id – Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Antony Blinken  menyebut junta Myanmar sebagai rezim teror militer. Pernyataan ini dikeluarkan menyusul pembantaian warga sipil oleh aparat di Myanmar, Sabtu (27/3/2021).

“Kami ngeri dengan pertumpahan darah yang dilakukan oleh aparat keamanan Burma (Myanmar), menunjukkan bahwa junta akan mengorbankan nyawa banyak orang untuk melayani segelintir orang,” ungkap Blinken dalam sebuah tweet yang dikutip Minggu (28/3/2021).

Militer Myanmar merayakan Hari Angkatan Bersenjata dengan menggelar parade pada Sabtu (28/3/2021) di Ibu Kota Naypyitaw.

Pada saat bersamaan, tentara dan polisi di sejumlah daerah lain dilaporkan membunuh puluhan orang saat berusaha menekan aksi unjuk rasa massa. Peristiwa kemarin tercatat sebagai pertumpahan darah paling mematikan di Myanmar sejak kudeta 1 Februari.

Situs berita online Myanmar Now melaporkan pada Sabtu malam, jumlah korban tewas telah mencapai 114 jiwa. Sementara, hitungan yang dikeluarkan oleh seorang peneliti independen di Yangon yang menghimpun jumlah korban tewas mendekati real time menyebutkan totalnya sebanyak 107 jiwa, tersebar di lebih dari 20 kota dan kota besar.


Editor : Cahya Sumirat

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network