JAKARTA, iNews.id - Nasib saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) di Bursa Efek Indonesia (BEI) kini anjlok. Memburuknya harga saham Garuda ini terjadi pascakabar perseroan menawarkan pensiun dini bagi karyawan dan memiliki utang sekitar Rp70 triliun.
Pada perdagangan Senin (24/5/2021) atau tiga hari setelah kabar manajemen Garuda Indonesia mengenai program pensiun dini, harga GIAA mengalami penurunan Rp22 atau 6,96 persen ke Rp294 per saham.
Tekanan terhadap saham GIAA masih berlanjut pada perdagangan Selasa (25/5/2021). Pada pembukaan perdagangan, GIAA langsung turun Rp12 menjadi Rp282 per saham. Data RTI menunjukan, hingga pukul 14.00 WIB, GIAA telah terkoreksi 20 poin atau 6,80 persen menjadi Rp274 per saham.
Dalam sebulan terakhir saham GIAA mengalami penurunan 10,37 persen dan dalam tiga bulan terakhir turun 14,53 persen. Frekuensi perdagangan saham GIAA mencapai 3.255 kali dengan 30,57 juta lembar saham diperdagangkan dan nilai transaksi mencapai Rp9,09 miliar. Price Earning Ratio (PER) -0,36 dan market cap sebesar Rp7,61 triliun.
Pada Jumat (21/5/2021), Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia Tbk, Irfan Setiaputra, mengumumkan program pensiun dini bagi karyawan. Menurut dia, kebijakan tersebut ditempuh Garuda untuk pemulihan kinerja perusahaan terkait dampak pandemi Covid-19 yang masih berlangsung dan situasi perekonomian yang belum pasti.
"Ini merupakan langkah berat yang harus ditempuh perusahaan. Namun opsi ini harus kami ambil untuk bertahan ditengah ketidakpastian situasi pemulihan kinerja industri penerbangan yang belum menunjukan titik terangnya di masa pandemi Covid-19 ini," ujar Irfan, dalam siaran pers yang diterima iNews.id, Jumat (21/5/2021).
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait