Kepala Dinas Perkebunan Daerah Sulut Refly Ngantung menyebutkan, kebutuhan cengkih nasional setiap tahunnya mencapai 120.000 ton, sebesar 90 persennya diolah untuk bahan campuran pembuatan rokok.
“Cengkih itu mekanisme pasar berlaku," katanya.
Sebelum adanya Covid-19, harga cengkih masih bertahan di angka Rp 70.000 per kg, namun seiring turunnya produksi rokok ikut mengantar turunnya harga cengkih. Sekarang, saat kebutuhan naik, produksi sedikit, maka pasti harga jualnya pun semakin naik.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait