JAKARTA, iNews.id - Aprilia Manganang memulai hidup barunya sebagai seorang laki-laki sejati sejak hari ini, Selasa (9/3/2021). Selama 28 tahun, Aprilia hidup sebagai seorang "perempuan berbeda" hingga akhirnya dibantu Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa memastikan jenis kelaminnya.
Penampilan Aprilia yang dinilai sangat tidak perempuan membuat dia sejak kecil, remaja hingga menjelang dewasa, kerap menjadi bahan perundungan. Bahkan, orang-orang tanpa basa-basi dan dengan tidak sopan langsung menanyakan jenis kelamin Aprilia yang sebenarnya.
Perlakuan orang-orang itu membuat Aprilia tidak nyaman. Akhirnya eks pemain Tim Nasional Bola Voli Putri ini memilih untuk menjauh dari orang-orang.
"Pengakuan Manganang ini, dia sering menjadi objek bully-an sejak SMA atau remaja. Bully-an terhadapnya juga udah enggak direm, apa pun yang dilihat orang lain, selalu ditanyakan dan ini yang membuat Serda Aprilia Manganang cenderung menjauh," kata Jenderal Andika Perkasa di Mabesad, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (9/3/2021).
Jenderal Andika Perkasa mengatakan, awalnya dia juga tidak ada niat atau rencana untuk mengubah keadaan Serda Aprilia dari statusnya semula sebagai seorang perempuan.
Keterlibatannya mengungkap kondisi Aprilia berawal dari ketidaksengajaan melihat foto Aprilia yang akrab disapa Sersan Manganang. Saat itu, dia bahkan belum mendapat laporan dari kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat terkait kondisi Sersan Manganang.
Melihat foto Sersan Mangang, sebagai seorang pemimpin, Andika mengaku langsung punya inisiatif untuk menanyakan langsung kondisi anggotanya itu. Dia ingin bisa membantu.
"Secara kebetulan saja pangdam melakukan pemeriksaan di sini. Jujur ya, sebelum dilaporkan oleh kepala pusat kesehatan Angkatan Darat ke saya, saya pun kemudian secara tidak sengaja melihat foto dari Sersan Manganang. Langsung timbul inisiatif saya sebagai pimpinan dan pembina di Angkatan Darat, paling tidak harus menanyakan apa yang bisa saya bantu untuk dia," katanya.
Andika kemudian menghubungi Pangdam. Dia juga memanggil Sersan Aprilia Manganang ke Jakarta. Aprilia ternyata sangat antusias saat Jenderal Andika Perkasa menawarkan agar dia mendapat penanganan medis atas kondisinya.
"Saya hubungi Pangdam saya panggil Sersan Manganang ke Jakarta sampai dengan seterusnya terjadi seperti ini. Dia sangat excited dalam penanganan medis ini," ujarnya.
Dari cerita Aprilia, Andika juga akhirnya mengetahui kisah hidupnya sejak kecil. Aprilia memiliki kelainan pada sistem reproduksi.
"Jadi seseorang yang kemudian diberi nama Aprilia Manganang tidak seberuntung kita semua. Saat dilahirkan, anak ini memiliki kelainan pada sistem reproduksinya yang dalam terminologi kesehatan disebut hipospadias. Sebetulnya kelainan pada sistem reproduksi laki-laki ini atau hipospadias cukup sering terjadi," katanya.
Bahkan, lanjut Andhika, kasus ini menempati peringkat kedua dari jumlah kasus yang biasa terjadi untuk kelahiran bayi laki-laki. Menurut data, saat ini di setiap 250 bayi laki-laki yang lahir itu ada satu yang mengalami kelainan hipospadias atau empat orang dalam 1.000 kelahiran bayi laki-laki.
"Secara hipotesis kalau Indonesia memiliki jumlah penduduk 270 juta jiwa, maka di Indonesia ada hipotesis ya ada 1.080.000 anak laki-laki yang lahir dengan kelainan pada sistem reproduksinya," katanya.
Namun, latar belakang orang tua April Manganang membuatnya tidak langsung mendapat penanganan saat lahir. Ayahnya hanya lulus Sekolah Dasar (SD) dan bekerja sebagai buruh perkebunan. Sementara ibunya tidak lulus SD dan saat itu hanya bekerja sebagai asisten rumah tangga. Kondisi itu membuat keduanya hanya bisa pasrah saat Aprilia lahir dengan kelainan.
"Yang membantu persalinan adalah paramedis di rumahnya sehingga yang terjadi kemudian karena anak ini lahir dengan kelainan sistem reproduksinya. Kebetulan masuk di kategori 10 persen yang kasusnya serius. Inilah yang membuat paramedis maupun orang tua secara fisik menganggap anak yang dilahirkan perempuan," kata Andhika.
Jenderal bintang empat itu melanjutkan, kondisi ini terus berlangsung sampai Aprilia sekolah di SD, SMP di Tahuna kemudian pindah SMA ke Manado. Akhirnya tahun 2016, Angkatan Darat melihat prestasinya.
"Itulah kenapa pada saat itu Angkatan Darat memutuskan untuk merekrut Aprilia Manganang dalam satu program rekrutmen khusus Bintara berprestasi dan Aprilia termasuk salah satu yang direkrut menjadi Bintara TNI Angkatan Darat," katanya.
Dalam perkembangannya, komandan satuannya, yaitu panglima kodam di Manado melihat kondisi Aprilia. Selanjutnya Aprilia menjalani pemeriksaan pada 3 Februari di Manado dengan keterbatasan di Rumah Sakit Angkatan Darat Dr Woltermongonsidi.
"Akhirnya saya memutuskan untuk memanggil Sersan Manganang ke Jakarta. Intinya ingin membantu apa yang bisa kami bantu. Seperti yang rekan-rekan lihat tadi, Sersan Manganang ini diklaim sebagai seorang wanita, memiliki akte kelahiran seorang wanita, tetapi penampilan fisiknya tidak seperti wanita lain. Jadi saya berkonsultasi menawarkan apa yang bisa kami bantu untuk dia," katanya.
Bak gayung bersambut, Serda Aprilia Manganang pun begitu antusias dengan bantuan yang diberikan KSAD Jenderal Andhika. Pada pemeriksaan di RSPAD Gatot Subroto, Aprilia Manganang ternyata lebih memiliki organ kelamin laki-laki.
"Sersan Manganang rupanya menyambut dengan sangat excited. Rupanya inilah yang ditunggu-tunggu sehingga saya hadirkan tim dari RSPAD lengkap. Dari hasil pemeriksaan urologi ternyata Sersan Manganang lebih memiliki organ-organ jenis kelamin laki-laki, bahkan tidak ada organ-organ internal jenis kelamin wanita," katanya.
"Kemudian pemeriksaan hormonal hasilnya normal dan hormon testosteronnya diukur sehingga secara faktual dan ilmiah kita bisa meyakini bahwa Sersan Manganang lebih memiliki hormonal yang maskulin," kata Andhika.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait