MANADO, iNews.id - Kota Manado dan Kabupaten Minahasa berstatus daerah risiko tinggi penyebaran Covid-19 di Indonesia. Hal ini berdasarkan update pada laman covid19.go.id terkait peta risiko penularan Covid-19 untuk setiap kabupaten/kota di Indonesia per 1 Juli 2020.
Manado dan Minasaha masuk dalam 53 kabupaten/kota lainnya dengan kategori risiko tinggi penyebaran Covid-19. Sementara untuk risiko sedang ada 177 kabupaten/kota dan risiko rendah 185 kabupaten/kota, serta sisanya yakni 99 kabupaten/kota tidak terdampak atau nihil penambahan kasus baru.
Menyikapi status tersebut, Asisten I Pemkab Minahasa Denny Mangala mengatakan, telah menganggarkan pembelian GeneXpert untuk tes Covid-19 dan masih menunggu persetujuan pusat.
"Kami sudah menyurat ke Kementerian Kesehatan. Langkah ini kami ambil karena ada berbagai hambatan dalam penanganan, seperti pemeriksaan swab yang membutuhkan waktu lama. Bahkan sampai menghitung bulan, apalagi sekarang sampel yang masuk terus meningkat,” kata Denny, Kamis (2/7/2020).
Menurutnya, kendala tersebut menyulitkan Pemkab Minahasa mengontrol laju transmisi penyebaran Covid-19. Apalagi warga yang telah tes swab masih bisa beraktivitas bebas karena hasilnya belum lama keluar.
Deny Mangala mengatakan, GeneXpert sebenarnya merupakan alat tes tuberkulosis. Namun dengan upgrade terkini, alat ini bisa dipakai menguji virus corona pada manusia.
“Hasil dari tes menggunakan GeneXpert juga lebih cepat hanya sekitar 45 menit saja,” katanya.
Dia menambahkan, jika mendapat restu dari Menteri Kesehatan, Minahasa berencana membangun laboratorium khusus dalam pengetesan molekuler GeneXpert untuk mengatasi penyebaran Covid-19.
“Apalagi dengan GeneXpert penggunaannya lewat cartridge sehingga lebih mudah dan lebih cepat hasilnya,” ujar Mangala
Terpisah, Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Manado Sanil Marentek belum berkomentar terkait predikat zona risiko tinggi yang disandang ibu kota provinsi tersebut. Data per 1 Juli 2020, kasus terkonfirmasi positif di Manado mencapai 728 orang. Perinciannya, 574 orang dirawat, 97 sembuh dan 57 meninggal dunia.
Juru Bicara Gugus Tugas Provinsi Sulut Steaven Dandel mengatakan, pemerintah terus mengacu pada indikator-indikator kesehatan masyarakat (14 indikator kesehatan). Pemerintah menggunakan skoring dan pembobotan dalam menentukan kategori suatu wilayah berdasarkan skoring dan pembobotan.
Penjelasan dari 14 indikator tersebut, 10 di antaranya kajian epidemiologi seperti data penurunan kasus positif pada pekan terakhir, penurunan jumlah ODP dan PDP, serta penurunan angka kematian dan sebagainya.
“Semua kabupaten/kota bisa mengetahui statusnya dari indikator ini. Data juga bersifat dinamis karena perubahan di lapangan terjadi setiap hari,” ujar Dandel.
Editor : Arther Loupatty
Artikel Terkait