JAKARTA, iNews.id - Nilai mata uang Rupiah masih bertengger di Rp15.008 per dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot pagi. Data Bloomberg, Kamis (14/7/2022) pukul 09.17 WIB, rupiah jatuh 16 poin atau 0,11 persen.
Kurs transaksi Bank Indonesia (BI) hari ini juga semakin turun, di mana kurs jual mencapai Rp15.059,92, dan kurs beli Rp14.910,08, dikutip data BI.
Sebagian besar mata uang Asia juga jatuh, seperti yuan China turun 0,12 persen, yen Jepang merosot 0,48 persen, baht Thailand terkoreksi 0,35 persen, won Korea Selatan melemah 0,43 persen, ringgit Malaysia tergerus 0,10 persen, peso Filipina turun 0,09 persen, dan dolar Taiwan merosot 0,24 persen.
Sementara sisanya masih menguat, seperti dolar Hong Kong naik 0,01 persen, dan dolar Singapura melonjak 0,56 persen. Adapun indeks dolar sempat mencapai 108,59, level tertinggi sejak Oktober 2002, dikutip data Investing.
Data inflasi AS mendorong kenaikan dolar AS mencapai level tertingginya selama 20 tahun terakhir. Indeks harga konsumen/CPI) AS periode Juni 2022 meningkat sebesar 9,1 persen, terbesar dalam lebih dari empat dekade, yang membuat orang Amerika akan membayar lebih untuk kebutuhan bensin, makanan, perawatan kesehatan, dan lain sebagainya.
"Angka inflasi AS sangat tinggi. Ini lebih tinggi dari yang diharapkan dan menunjukkan bahwa inflasi berjalan cepat tak terkendali," kata Kepala Investasi Independent Advisor Alliance, Chris Zaccarelli, dilansir Reuters, Kamis (14/7/2022).
Bank sentral AS alias Federal Reserve juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga lebih tinggi dari bank sentral lainnya, termasuk Bank Sentral Eropa.
Pasar meningkatkan ekspektasi mereka bahwa The Fed dapat menaikkan suku bunga sebesar 100 basis poin pada pertemuan 26-27 Juli 2022. Sementara kenaikan setidaknya 75 basis poin terlihat hampir pasti.
Ekspektasi tersebut datang dari pernyataan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic pada Rabu waktu AS (13/7/2022), yang mengatakan kenaikan inflasi Juni mengharuskan pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan peningkatan suku bunga sebesar 100 basis poin.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait