“Di kepolisian itu, berbagai jenis penugasan ada. Ada Brimob, Densus 88, kemudian ada juga yang ditugaskan dalam membasmi gerakan separatis, dan lain sebagainya,” ujar Irjen Pol Mulyatno.
Lanjutnya, semua bidang pekerjaan atau profesi tentunya memiliki resiko masing-masing.
“Kurang lebih gambaran tugas di kepolisian seperti (di film) itu. Diharapkan masyarakat bisa melihat cermin bening dari kehidupan kepolisian, bukan hanya yang selama ini jeleknya saja, tetapi ada juga sisi baiknya. Dan ini semua dilakukan untuk kepentingan bersama, untuk kepentingan masyarakat kita,” kata Irjen Pol Mulyatno.
Sementara itu Ketua MUI Sulut KH Abdul Wahab Abdul Gafur yang turut hadir dalam nobar, mengucapkan terima kasih kepada Kapolda Sulut yang telah memberikan kesempatan bagi elemen masyarakat, salah satunya tokoh agama untuk menyaksikan bersama-sama film ini.
“Film ini mengisahkan tragedi yang sangat-sangat mengharukan. Tentunya kita sebagai warga negara untuk dijadikan pelajaran, betapa bahayanya terorisme. Oleh karena itu, terorisme harus kita hilangkan di muka bumi ini terutama di Indonesia. Sehingga bangsa Indonesia akan hidup aman dan damai,” tuturnya.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait