Mantan pimpinan salah satu media lokal menceritakan, ketika pandemik muncul di Sulut, pariwisata sempat hancur. Bahkan di April, seiring dengan ditutupnya penerbangan asing bahkan domestik, akomodasi hotel dan restoran tutup. Para tenaga kerja pariwisata ikut terdampak.
“Kemenparekraf mendorong para pengusaha hotel dan restoran untuk menerapkan protokol kesehatan sesuai standar CHSE dalam rangka memasuki era kebiasaan baru,” ucapnya.
Dino mengatakan, Dinas Pariwisata Provinsi Sulut telah bekerja baik di masa pandemi. Para stakeholder mulai diberikan motivasi tentang wisata adaptasi baru.
“Alhamdulillah, stakeholder sepakat dan menyadari itu. Berbagai pelatihan dilakukan dan hasilnya staycation dan wellness tourism mengalami perkembangan. Resort dan obyek wisata alam mulai meningkat okupansi di weekend. Seiring waktu, hotel di perkotaan juga naik," katanya.
Data BPS Sulut, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Sulut melalui pintu masuk Bandara Sam Ratulangi pada September 2020 sebanyak 2.174 orang. Jumlah ini meningkat dibanding Agustus 2020 (M-to-M).
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait