“Sementara ini paling banyak kasus kekurangan gizi berada di dua wilayah, yakni kecamatan Kakas dan Pineleng," ujarnya.
Meski program itu akan dikebut tahun 2022 mendatang, katanya, tapi Dinas Kesehatan Minahasa selama ini telah melakukan upaya pencegahan untuk menurunkan Stunting diseluruh wilayah Minahasa,” katanya.
Ditambahkan Rambitan, dua kecamatan yang kekurangan gizi ini sifatnya masih data sementara dan bisa saja bertambah.
“Data terus kami kumpulkan wilayah-wilayah mana yang masih banyak warga mengalami kurangnya asupan gizi. Setelah itu, barulah kita akan menentukan target penanganan Stunting,” ujarnya.
Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal disertai kemampuan emosional, sosial dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait