Suasana simbolis pelepasan ekspor produk perikanan dan pertanian Sulut ke Jepang di Bandara Sam Ratulangi Manado. (Foto: Cahya Sumirat)

MANADO, iNews.id - Pelaku usaha komoditas pertanian di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) kini dapat lebih meningkatkan kinerja ekspor ke pasar Jepang. Sebab, ekspor langsung atau direct call komoditas pertanian kini sudah dibuka melalui Bandara Sam Ratulangi Manado.

Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Manado telah mensertifikasi komoditas pertanian asal Sulut berupa labu, bawang merah, sereh wangi, kunyit kencur, lengkuas, daun pandan, vanili, bunga pala dan lada biji.

Ke-10 komoditas pertanian unggulan Sulut ini dikirim berupa sampel langsung ke Jepang dengan menggunakan Pesawat Airbus Maskapai Garuda Indonesia dengan rute terbang Jakarta-Manado-Tokyo. 

“Saya mengapresiasi pencapaian ini, terlebih bertepatan dengan HUT ke-56 Provinsi Sulawesi Utara. Semoga dengan terbukanya pasar ekspor baru ke Jepang ini dapat bermanfaat untuk masyarakat Sulawesi Utara,” kata Gubernur Sulut Olly Dondokambey, saat peluncuran akses ekspor langsung atau direct call komoditas pertanian dan perikanan dari Kargo Garuda di Bandara Sam Ratulangi, Rabu (23/9/2020) malam.

Kepala Karantina Pertanian Manado Donni Muksydayan Saragih yang turut hadir dan mendampingi gubernur menambahkan, selaku otoritas karantina pertanian, pihaknya memberikan jaminan kesehatan dan keamanan produk pertanian yang dilalulintaskan. Baik ekspor, impor maupun antararea.

"Ini peluang besar bagi petani dan pelaku usaha di Sulut untuk memacu kinerja ekspor, khususnya tujuan Jepang,” katanya.

Dia menjelaskan, Karantina Pertanian Manado akan mendampingi petani guna memenuhi persyaratan sanitari dan fitosanitari negara tujuan dan serangkaian tindakan guna penerbitan sertifikat karantina baik pytho certificate (PC) maupun health certificate (HC) untuk produk ekspor.

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil yang menyampaikan sambutan melalui video conference menyampaikan, persyaratan ekspor ke Jepang sesungguhnya cukup berat dibanding negara lain.

"Namun di tengah pandemi Covid-19 ini, kita dari Indonesia bersama-sama mampu melakukan ekspor langsung tentunya, tentunya kita patut berbahagia," ucapnya.

Jamil menambahkan melalui pintu pengeluaran lain ekspor pertanian ke Jepang sudah cukup banyak. Saat ini nilainya mencapai Rp4 triliun lebih. Kini bersiap lagi untuk ekspor 10 produk pertanian dan perkebunan asal Sulut.

“Sesuai arahan Menteri Pertanian, di masa pandemi ini sektor pertanian harus mampu menjadi penopang ekonomi. Dengan terobosan yang dilakukan Sulut, ini merupakan langkah nyata yang patut diapresiasi,” ujar Jamil.

Sebelum adanya penerbangan langsung (direct call) ke Jepang komoditas pertanian yang akan di ekspor harus melalui Bandara Soekarno Hatta di Banten dan Bandara Ngurah Rai di Bali yang membutuhkan waktu sekitar 24-30 jam (termasuk waktu transit) agar barang tersebut sampai ke Jepang.

Kondisi demikian tentunya tidak efisien dan juga pada berdampak pada biaya logistik yang tinggi karena waktu tempuh yang lama. Kualitas barang menurun akibat lama waktu perjalanan sehingga sering terjadi pembatalan ekspor yang diakibatkan tidak mendapat slot kargo maskapai penerbangan.

Adanya penerbangan langsung ini waktu perjalanan menjadi singkat dan efisien, secara letak geografis Bandara Sam Ratulangi jauh lebih dekat dengan Jepang (hanya 5,5-6 jam).

Sebagai informasi turut hadir Wagub Steven Kandouw dan Sekprov Edwin Silangen bersama pemangku kepentingan yakni pelaku usaha, Bea Cukai, Imigrasi, Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado, PT Angkasa Pura, dan Maskapai Garuda.Cahya Sumirat


Editor : Donald Karouw

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network