Warga Sudan menggelar aksi protes pengambilalihan militer di negara itu. (Foto: Reuters)

KHARTOUM, iNews.id - Unjuk rasa menentang kepemimpinan militer yang merebut kekuasaan delapan bulan lalu berakhir tragis. Sebanyak delapan orang demonstran tewas.

Bahkan petugas  menembakkan gas air mata dan meriam air ke arah demonstran. Aksi unjuk rasa digelar pada Kamis (30/6/2022). Massa tampak makin bertambah pada sore jari dan berbaris menuju istana presiden.

Diperkirakan, kerumunan massa di Khartoum, Omdurman dan Bahri kemarin  setidaknya mencapai puluhan ribu. Ini merupakan aksi unjuk rasa dengan jumlah massa terbesar selama berbulan-bulan. 

Di Omdurman, saksi mata melaporkan pasukan keamanan gas air mata dan tembakan untuk mencegah pengunjuk rasa menyeberang ke Khartoum. Namun tetap ada massa yang berhasil menyeberang.

Protes di ibu kota dan kota-kota lain menandai ulang tahun ketiga demonstrasi besar-besaran selama pemberontakan yang menggulingkan penguasa otokratis lama Omar al-Bashir. Penggulingan itu juga menyebabkan pengaturan pembagian kekuasaan antara kelompok sipil dan militer.

Oktober lalu, militer yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan menggulingkan pemerintah transisi. Hal itu memicu unjuk rasa menuntut tentara mundur dari politik.


Editor : Cahya Sumirat

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network