Co-Founder sekaligus CEO Pink Lily, Tori Gerbig dan suaminya, Chris. (foto: Instagram @torigerbig)

KENTUCKY, iNews.id - Sebelum sukses, Tori Gerbig sempat bekerja di perusahaan asuransi. Kini dia menjadi co-founder sekaligus CEO Pink Lily.

Toko pakaian wanita online itu pada tahun lalu mampu menghasilkan 141 juta dolar AS atau setara Rp2,02 triliun.

Dikutip dari CNBC Make It, sebelum sukses mendirikan dan memimpin Pink Lily, Gerbig sempat bekerja di salah satu perusahaan asuransi di Amerika Serikat dengan pendapatan 25.000 dolar AS atau setara Rp358,61 juta per tahun. Ibu 3 orang anak ini senang menjelajahi internet untuk mencari pakaian yang sedang tren dan harga yang terjangkau. 

Sayangnya, tidak ada banyak pilihan saat itu, dan pada usia 24 tahun memberinya ide untuk memulai bisnis sampingan untuk memulai bisnis sampingan dengan menjual pakaian wanita di eBay. Dia menyebut menjual pakaian secara onlien merupakan hobi yang menyenangkan.

"Sedikit yang saya tahu, 10 tahun kemudian, suami saya Chris dan saya akan menjalankan Pink Lily penuh waktu. Tahun lalu, bisnis pakaian online kami menghasilkan 141 juta dolar AS dalam penjualan kotor. Audiens media sosial kami telah berkembang menjadi 3,6 juta pengikut," ujar Gerbig dikutip, Minggu (13/2/2022).

Untuk memulai toko eBay-nya, Gerbig bersama sang suami, Chris melakukan investasi awal sekitar 300 dolar AS untuk membeli pakaian dan aksesori dari situs grosir. Karena dia tidak terbiasa dengan strategi penetapan harga, dia memberikan harga barang sesuai dengan apa yang akan dia bayar sebagai pelanggan.

Kami bekerja di luar ruang tamu kami, jadi kami tidak memiliki banyak overhead yang perlu dikhawatirkan kecuali biaya pengiriman," kata dia.

Keuntungan yang didapat dari Pink Lily bervariasi selama beberapa tahun pertama. Biasanya, mereka menghasilkan mulai dari 300 dolar AS hingga 1.000 dolar AS per bulan. Dari pendapatan tersebut, Gerbig dan suami menggunakan uang untuk melunasi pinjaman dan berinvestasi kembali ke dalam bisnis.

Pada 2013, dia memulai grup Facebook pribadi untuk memasarkan produknya. Gerbig memiliki banyak pelanggan setia yang menunjukkan peningkatan permintaan untuk produknya, terutama di komunitas lokal di Bowling Green, Kentucky.

Pada akhir tahun, Gerbig telah menghemat sekitar 20.000 dolar AS dari keuntungan perusahaan, lalu digunakan untuk meluncurkan situs web resmi Pink Lily. Saat itulah bisnis benar-benar mulai booming.

Lalu, pada Mei 2014, Pink Lily mencatatkan pendapatan bulanan sebesar 100.000 dolar AS. Setelah tiga tahun menjalankan Pink Lily sebagai pekerjaan sampingan, akhirnya Gerbig memutuskan berhenti dari pekerjaannya dan fokus sepenuhnya di bisnis tersebut.

"Chris bergabung dengan saya beberapa bulan kemudian untuk mengawasi keuangan dan operasi perusahaan. Kami menutup tahun dengan pendapatan lebih dari 4 juta dolar AS," ucapnya.

Pada 2019, total penjualan Pink Lily mencapai 70 juta dolar AS, dan Gerbig menerima investasi saham minoritas untuk mendukung pertumbuhan bisnis. Hal ini membantu Gerbig dan Chris dalam memperluas penawaran produk dan meningkatkan tim yang luar biasa.

"Saat ini, kami menjual lebih dari 11.000 produk di situs kami setiap hari, memiliki toko fisik dan, dengan 250 karyawan tetap, adalah salah satu perusahaan terbesar di Bowling Green," tuturnya.

Saat ini Pink Lily masih mengunjungi pameran dagang, dan telah memiliki kelompok inti mitra vendor yang bekerja sama untuk membuat desain khusus.


Editor : Cahya Sumirat

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network