Batu itu dahulu berada di tempat terbuka, setelah dipindahkan, kemudian dibangun mushalla di sampingnya yang diperuntukkan bagi para peziarah yang datang
Tuanku Imam Bonjol diasingkan pada tahun 1839 bersama satu orang pengawal setianya bernama Apolos Minggu. Selama sekira 10 tahun dalam pengasingan, sehari-harinya, mereka hanya bertani dan beternak untuk kehidupan selama dalam pengasingan
"Almarhum sendiri diasingkan sudah uzur, jadi yang menikah adalah pengawal setianya, Apolos Minggu, dengan seorang perempuan asal Minahasa," kata Abdul Muthalib, keturunan generasi ke lima dari Apolos Minggu, Kamis (15/4/2021).
Keturunan Apolos Minggu lainnya bermukim di sekitar makam dari Tuanku Imam Bonjol. Lokasi makam dikelilingi oleh pepohonan, di depan terdapat sebuah Masjid Imam Bonjol. Di samping kiri dan kanan makam terdapat rumah-rumah yang didiami oleh keturunan dari Apolos Minggu.
Mendekati bulan Ramadan, makam ini selalu ramai oleh pengunjung yang datang untuk berziarah.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait