Mandi Safar dipercaya sebagai ritual membuang sial dengan mandi di sungai. Sejak tahun 2013, Pemkab memberi dukungan penuh pada penyelenggaraan budaya yang lekat dengan masyarakat di Kecamatan Atinggola atau di wilayah timur kabupaten ini.
Dengan memohon doa dalam ucapan syukur, diharapkan negeri ini akan terus makmur dan terhindar dari bencana.
Ritual budaya tersebut, kini dikemas dalam bentuk festival dalam upaya melestarikan doa dan mandi Safar, kata Suleman.
"Ritual ini juga mengandung makna yang sangat besar, berupa pembersihan jasmani kita. Dicuci dengan cara mandi, maknanya agar terhindar dari marabahaya dan seluruh hajat atau keinginan dapat terwujud," ujarnya.
Sedangkan makna secara rohani, menurut Sekda, diharapkan tubuh menjadi bersih, serta hilang dari sifat penyakit hati seperti angkuh, iri, sombong.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait