MANADO, iNews.id – Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) kembali melakukan ekspor tanaman hias Alocasia ke Jerman sebanyak 100 batang. Alocasia, merupakan salah satu jenis tanaman hias yang berbunga rhizomatous dan berdaun lebar dari keluarga Aracea.
“Sebelumnya sudah diekspor ke delapan negara lain, nah sekarang nambah satu,” kata Kepala Karantina Pertanian Manado, Donni Muksydayan Saragih melalui keterangan tertulisnya di Manado, Kamis (24/6/2021).
Menurutnya, yang terpenting dari ekspor tanaman hias adalah tetap menjaga plasma nutfah kekayaan hayati Indonesia dan juga tanaman dalam keadaan sehat, memenuhi persyaratan sanitari dan fitosanitari negara tujuan. Meski pengirimannya belum banyak, ekspor perdana tersebut menjadi jalan untuk ekspor selanjutnya.
“Yang terpenting selain kuantitas atau jumlah adalah kualitas, apa yang kita kirim harus terjamin kesehatannya tidak ada hama penyakitnya, sehingga kontinuitas atau keberlanjutan pengiriman bisa dijaga, itu yang penting,” tutur Donni.
Jerman menjadi negara ke sembilan tujuan ekspor Alocasia, setelah sebelumnya tanaman hias ini sudah diekspor ke Singapura, Amerika Serikat, Thailand, Malaysia, Hong Kong, Guam, Korea Selatan dan Rusia.
Sedangkan dari data nasional IQFAST Badan Karantina Pertanian, pada tahun 2020, ekspor alokasi mencapai 16,9 ribu batang dengan perkiraan nilai ekonomi sebesar Rp 1,6 miliar. Selain dari wilayah Jawa, ekspor Alokasia juga berasal dari Wilayah Kepulauan Riau, Entikong dan Denpasar.
“Karantina Pertanian Manado melakukan pendampingan bersama instansi terkait, terutama pemenuhan persyaratan kesehatan negara tujuan ekspor. Ini sesuai dengan program GRATIEKS yang dicanangkan oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo,” ujar Donni.
Sementara itu, Bambang – Kepala Badan Karantina Pertanian di Jakarta memberi apresiasi terhadap upaya tersebut dan juga mendorong agar upaya pendampingan dilakukan oleh semua instansi terkait. Termasuk memberikan informasi peta komoditas pertanian ekspor baik pada calon eksportir maupun pelaku ekspor yang sudah ada agar bisa menjadi referensi bagi pengembangan dan peningkatan ekspor tiga kali lipat (Gratieks).
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait