SEOUL, iNews.id - Kisah Lee Su-jin yang kini menjadi miliarder dengan bisnis startup travel, Yanolja telah membuktikan jika orang miskin bisa sukses. Tentu saja kerja keras dan usaha jadi kunci utama untuk meraih kesuksesan itu.
Sejak kecil, Lee hidup dalam kemiskinan dan tinggal dengan satu kerabat ke kerabat lainnya. Lee pernah bekerja sebagai petugas kebersihan di salah satu hotel di Korea Selatan ketika berusia 23 tahun.
Dari hasil bekerja sebagai petugas kebersihan, dia berinvestasi di saham dan merintis usaha salad. Namun, usahanya gagal dan hal tersebut jadi titik balik kehidupannya.
Mengutip Bloomberg News, Lee yang meraih gelar sarjana teknik dari Universitas Nasional Kongju di pusat kota Gongju, Korea Selatan, menggunakan koneksinya dengan pemasok kertas toilet dan pemilik hotel untuk meluncurkan Yanolja.
Menurut Forbes, Lee Su-jin dan keluarga memiliki kekayaan mencapai 2 miliar dolar AS atau setara Rp29,67 triliun. Lee yang kini berusia 44 tahun merupakan CEO sekaligus pemegang saham terbesar kedua Yanolja dengan 16,54 persen saham.
Istri dan dua putrinya masing-masing memiliki 5,18 persen saham di perusahaan tersebut. Adapun pemegang saham terbesar adalah Vision Fund 2 SoftBank, yang membeli 25,23 persen saham pada Juli tahun lalu seharga 1,7 miliar dolar AS.
Didirikan pada tahun 2005, Yanolja telah berkembang dari aplikasi pemesanan hotel hingga transportasi, dan kini merambah ke perangkat lunak komputasi cloud yang membantu hotel dan perusahaan perjalanan mendigitalkan proses bisnis.
Perusahaan melaporkan pendapatan kuartal pertama tahun ini naik 19 persen dari tahun ke tahun menjadi 100,5 miliar won (80 juta dolar AS), sementara laba bersih sedikit menurun menjadi 8,8 miliar won dari 9 miliar won selama periode yang sama.
Media lokal melaporkan pada bulan April bahwa Yanolja berencana untuk terdaftar di Nasdaq pada kuartal ketiga 2022. Selain SoftBank, terdapat beberapa investor lain Yanolja, seperti dana investasi Singapura, GIC; raksasa travel online, Booking.com; dan perusahaan ekuitas swasta Korea Selatan, SkyLake Investment.
Editor : Cahya Sumirat