Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia, Zuraida Kamaruddin menegaskan pemerintah Malaysia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan dalam krisis saat ini. Dia juga menepis propaganda barat selama ini terhadap produk sawit.
"Sudah saatnya kita meningkatkan upaya untuk melawan propaganda yang merugikan untuk merusak kredibilitas minyak sawit dan kita akan menunjukkan banyak manfaat kesehatan yang ditawarkan komoditas ini," katanya, dilansir Reuters, Jumat (6/5/2022).
Zuraida mengungkapkan bahwa Malaysia akan mendapat manfaat dari perubahaan permintaan saat ini dan akan melakukan "upaya dan kampanye agresif" untuk mengisi kesenjangan pasokan global dalam jangka panjang.
Dirinya memprediksi harga minyak nabati global masih tetap tinggi hingga paruh pertama tahun 2022 dan permintaan UE diperkirakan akan meningkat dalam waktu dekat karena terbatasnya pasokan minyak biji bunga matahari dan minyak kedelai.
Sebagai catatan, Malaysia dan Indonesia menyumbang 85% dari produksi minyak sawit global. Kedua negara ini sepakat menegaskan bahwa pembatasan Uni Eropa atas biofuel berbasis minyak sawit adalah diskriminatif dan telah meluncurkan kasus terpisah dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait