Brenton Tarrant merekam dan menyiarkan langsung aksinya menembak jemaah Sholat Jumat di masjid Christchurch di Facebook (Foto: L4)

WELLINGTON, iNews.id - Pembuatan film tragedi penembakan jemaah Sholat Jumat di dua masjid Christchurch pada 2019 ditentang banyak pihak. Muslim Selandia Baru pun rame-rame menolak.

Alasannya serangan oleh pria Australia Brenton Tarrant yang menewaskan 51 orang itu masih sangat berbekas oleh keluarga para korban.

"Masih banyak kepekaan seputar peristiwa tragis ini. Meskipun pernyataan perdana menteri kami terhadap serangan memang pantas, kami mempertanyakan waktu dan apakah film ini tepat saat ini? Serangan teroris masih berbekas pada masyarakat kami," kata Juru Bicara Asosiasi Muslim Canterbury, Abdigani Ali, dikutip dari Reuters, Jumat (11/6/2021).

Ali menyadari kisah penembakan itu memang perlu diceritakan kembali, namun harus dilakukan dengan cara yang tepat, otentik, dan memperhatikan kesensitifan.

Dilaporkan Hollywood Reporter, film berjudul 'They Are Us' itu akan fokus menggambarkan respons Perdana Menteri Jacinda Ardern terkait serangan pada 15 Maret 2019 tersebut.

Judul yang digunakan pun diambil dari pernyataan Ardern saat memberikan komentar pada hari kejadian.

Ardern langsung bertindak, memberikan respons penuh kepada keluarga korban serta menyatukan sikap negaranya, yang menuai pujian internasional.

Sementara itu Ardern menegaskan bahwa pemerintah tidak terlibat dalam pembuatan film bahkan cenderung menjaga jarak.


Editor : Cahya Sumirat

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network