JAKARTA, iNews.id - Kondisi Indonesia akan segera bertransisi dari pandemi ke endemi. Sejalan dengan itu, pemerintah berencana vaksin Covid-19 akan berbayar.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan rencana itu sejalan dengan upaya menurunkan intervensi pemerintah dan meningkatkan partisipasi masyarakat, termasuk soal vaksin yang hanya digratiskan untuk masyarakat tidak mampu. Dia menegaskan kebijakan itu bukan berarti vaksin Covid-19 diperjualbelikan.
"Bukan diperjualbelikan, kita kan dalam rangka transisi dari pandemi menjadi endemi. Itu kan penting sekali bahwa dalam masa transisi dari pandemi menjadi endemi yang paling penting adalah intervensi pemerintah diturunkan, partisipasi masyarakat ditingkatkan. Termasuk juga di vaksinasi," kata Budi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta yang dikutip Rabu (25/1/2023).
Budi Gunadi pun mencontohkan vaksin meningitis untuk keperluan haji dan vaksin influenza. Program itu menunjukkan lebih banyak partisipasi masyarakat dengan membeli secara mandiri.
"Jadi kalau masyarakat merasa dirinya gak enak atau musimnya lagi buruk, masyarakat melakukan vaksinasi," ujarnya.
Apalagi, mantan Wakil Menteri BUMN ini menjelaskan vaksin saat ini sudah sangat tersedia dengan kisaran harga 5-10 dolar AS atau setara Rp150.000 per dosisnya. Sementara untuk masyarakat miskin tetap gratis dengan memasukkannya dalam program penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan.
"Harganya antara 5-10 dolar AS itu kan Rp150.000. Jadi kita lihat partisipasi masyarakat ini untuk yang miskin rencananya dimasukkan saja ke program kesehatan standarnya BPJS. Tapi kalau untuk yang mampu dia bisa beli sendiri. Itu rencananya ke sana sebagai bagian dari strategi pandemi ke endemi," ujarnya.
Budi menegaskan penerapannya menunggu tahapan transisi ke endemi. Karena sekarang baru melepas intervensi pemerintah dalam penerapan PPKM, status pandemi belum dicabut.
"Tapi intinya begini, kalau sudah menjadi endemi, yang lebih penting pelayanan kesehatan adalah partisipasi masyarakat. Masyarakat sudah teredukasi, dan intervensi kesehatannya obat obatan dan vaksinnya sudah tersedia," ujarnya.
Editor : Cahya Sumirat