Anggota DPRD Bitung Devie Barakati Dorong Inovasi Olahan Ikan untuk Sejahterakan Nelayan
BITUNG, iNews.id - Anggota DPRD Kota Bitung Devie Honce Barakati menekankan pentingnya hilirisasi melalui produk olahan ikan. Dia menyebut inovasi olahan terbukti mendongkrak nilai tambah di banyak daerah, manfaat ekonominya dapat dirasakan untuk menyejahterakan nelayan hingga pelaku UMKM.
“Efek domino menjadi berantai dan meluas. Dari nelayan, pedagang, dan UMKM olahan ikan pun mendapat manfaat. Dipadukan dengan digitalisasi termasuk pemasaran melalui e-commerce, saya percaya potensi kian luar biasa,” ujarnya pada Rakor dan Pendidikan Politik DPD Perindo Kota Bitung, Sabtu (29/11/2025).
Potensi perikanan Bitung dinilai semakin strategis berkat posisi geografis di sisi timur Sulawesi Utara yang kaya sumber daya laut. Pemerintah dan legislatif mendorong percepatan pemanfaatan potensi maritim, mulai dari perluasan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung hingga peningkatan inovasi pengolahan hasil tangkapan. Seluruh upaya diarahkan untuk mengangkat kesejahteraan nelayan.
Pertumbuhan ekspor sektor kelautan turut memperkuat urgensi pengembangan industri perikanan. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan ekspor perikanan Sulut naik dari 20.838 ton pada 2021 menjadi 28.056 ton pada 2024. Nilainya mencapai USD 162,7 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun.
PPS Bitung juga mencatat 1.083 unit kapal bersandar dan melakukan kegiatan operasional. Selain itu, pelatihan Awak Kapal Perikanan (AKP) telah menjangkau 13.899 nelayan. Kombinasi fasilitas fisik dan kualitas SDM dinilai mampu mempercepat pertumbuhan industri laut.
Devie menjelaskan,inovasi juga mencakup kualitas kemasan, branding hingga pemasaran digital. Dia menilai media sosial dan e-commerce dapat menembus batas jarak sehingga produk Bitung dikenal lebih luas. Nilai kekhasan cita rasa lokal Sulut disebut menjadi identitas yang memperkuat penjualan.
Selain itu, Devie memaparkan kekhasan kuliner Bitung seperti gurih-manis-pedas dengan rempah kuat. Hidangan laut seperti ikan bakar rica-rica, menu tuna, cakalang, dan olahan papeda dengan kuah asam menjadi daya tarik kuliner khas Sulut. Produk tersebut dinilai berpotensi menjadi unggulan industri olahan perikanan.
Dengan kolaborasi antara praktisi kuliner, akademisi tata boga, dan Pemkot Bitung, Devie optimistis pengembangan produk olahan ikan dapat meningkatkan pendapatan nelayan. Ia menilai pendidikan vokasi juga menjadi kunci percepatan kompetensi generasi muda. Pendidikan tersebut relevan dengan kebutuhan industri perikanan dan maritim.
Editor: Donald Karouw